Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Fosil Paus Berkaki Empat Berusia 43 Juta Tahun di Mesir

Kompas.com - 29/08/2021, 19:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekelompok ilmuwan dari Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura, Mesir mengaku menemukan fosil paus berkaki empat berusia 43 juta tahun, pada Rabu (25/8/2021).

Penemuan fosil spesies paus amfibi berkaki empat di Mesir dinilai dapat membantu dalam pelacakan transisi paus dari darat ke laut.

Dikutip dari Reuters, tim peneliti menyebutkan, fosil paus berkaki empat digali di batuan Eosen tengah di daerah Fayoum, Gurun Barat Mesir.

Daerah tersebut dulunya tertutup oleh laut dan telah memberikan banyak penemuan yang menunjukkan evolusi paus.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Pulau Paling Utara di Dunia Secara Tak Sengaja

Dewa kematian

Dilansir dari Live Science, para ahli paleontologi lalu menamakan paus tersebut Anubis, yang artinya dewa kematian menurut mitologi Mesir kuno. 

Spesies yang baru ditemukan itu diperkirakan panjangnya 3 meter dan berat hingga 600 kilogram, dijuluki Phiomicetus anubis, karena termasuk binatang buas. 

Ketika masih hidup lebih dari 43 juta tahun yang lalu, mereka bisa berjalan di darat dan berenang di air.

Selain itu mereka juga memiliki otot rahang yang kuat yang memungkinkannya untuk dengan mudah mengunyah mangsa, seperti buaya dan mamalia kecil, termasuk anak sapi. 

"Itu adalah pemangsa aktif yang sukses," pemimpin penulis studi Abdullah Gohar, seorang mahasiswa pascasarjana paleontologi vertebrata di Universitas Mansoura di Mesir.

"Saya pikir itu adalah dewa kematian bagi sebagian besar hewan yang hidup berdampingan dengannya," kata dia. 

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911

 

Predator puncak

Para peneliti memperkirakan, jenis paus berkaki empat itu merupakan predator puncak.

Kerangka parsialnya mengungkapkannya sebagai paus protocetid paling primitif yang diketahui dari Afrika.

"Phiomicetus anubis adalah spesies paus baru yang penting untuk paleontologi Mesir dan Afrika," kata Gohar.

Makalah temuan itu telah diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B.

Nama genus paus dipilih untuk menghormati Depresi Fayoum, sementara nama spesies mengacu pada Anubis, dewa Mesir berkepala anjing kuno yang terkait dengan mumifikasi dan kehidupan setelah kematian.

Baca juga: Waspadai, Ini Penyakit yang Rentan Muncul Memasuki Musim Kemarau

Berevolusi

Meskipun paus saat ini diketahui hidup di air, nenek moyang mereka disebutkan awalnya dapatpula hidup di darat dan secara bertahap berevolusi menjadi makhluk laut.

Paus awal dikenal yang dikenal juga dengan Pakicetus attocki hidup sekitar 50 juta tahun lalu di wilayah yang sekarang menjadi Pakistan.

"Penemuan baru Phiomicetus anubis menjelaskan lebih banyak tentang evolusi paus," kata Jonathan Geisler, seorang profesor anatomi di Institut Teknologi New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Fosil ini benar-benar mulai memberi kita gambaran tentang kapan paus pindah dari wilayah lautan Indo-Pakistan dan mulai menyebar ke seluruh dunia," kata Geisler kepada Live Science.

Ahli paleontologi menemukan sisa-sisa fosil Phiomicetus anubis pada tahun 2008, selama ekspedisi di Fayum Mesir, daerah yang terkenal dengan fosil kehidupan laut.

Di daerah tersebut juga ditemukan fosil sapi laut dan paus, yang berasal dari zaman Eosen (56 juta hingga 33,9 juta tahun yang lalu).

Baca juga: Arkeolog Temukan 110 Makam Kuno di Delta Sungai Nil, Ungkap Sejarah Raja-raja Mesir

 

Masih misteri

Terlepas dari penemuan fosil baru-baru ini, gambaran besar evolusi paus awal di Afrika sebagian besar masih tetap misteri.

Pekerjaan di wilayah tersebut berpotensi mengungkap detail baru tentang transisi evolusioner dari paus amfibi ke paus akuatik sepenuhnya.

"Dengan batuan yang menutupi sekitar 12 juta tahun, penemuan di Depresi Fayoum berkisar dari paus seperti buaya semiakuatik hingga paus air raksasa," kata rekan penulis makalah dari Badan Urusan Lingkungan Mesir, Mohamed Sameh.

Baca juga: Arkeolog Temukan Struktur Batu Kuno di Arab Saudi, Usianya Lebih Tua dari Piramida Mesir

Paus baru telah menimbulkan pertanyaan tentang ekosistem purba, serta mengarahkan penelitian ke pertanyaan seperti asal-usul dan koeksistensi paus purba di Mesir.

Meskipun ini bukan pertama kalinya fosil ikan paus berkaki ditemukan, Phiomicetus anubis diyakini sebagai jenis paus semi-akuatik paling awal yang ditemukan di Afrika.

Paus pertama diperkirakan pertama kali berevolusi di Asia Selatan sekitar 50 juta tahun yang lalu.

Pada 2011, tim ahli paleontologi di Peru menemukan fosil paus berusia 43 juta tahun dengan empat kaki, kaki berselaput, dan kuku.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com