KOMPAS.com - Hari ini 110 tahun lalu, tepatnya pada 24 Juli 1911, arkeolog asal Amerika Serikat, Hiram Bingham, menemukan reruntuhan bersejarah Machu Picchu di Peru.
Melansir History, Machu Picchu merupakan peninggalan kebudayaan bangsa Inca yang tersembunyi di daerah pegunungan di sebelah barat laut Cuzco, Peru.
Tempat tersebut diyakini sebagai tempat peristirahatan musim panas bagi para pemimpin Inca, yang peradabannya nyaris dimusnahkan oleh invasi kolonial Spanyol pada abad ke-16.
ON THIS DAY
24 JULY 1911: Discovery of the Lost City of Machu Picchu
On July 24, 1911, American historian Hiram Bingham discovered Machu Picchu, an ancient Inca settlement in Peru. #machupicchu #peru #bingham #cusco #dbplus pic.twitter.com/GPB0ceYPRt
— Diplomacy & Beyond Plus (@diplomacybeyond) July 24, 2019
Selama ratusan tahun, keberadaan Machu Picchu tersembunyi dari dunia luar, dan hanya diketahui oleh para petani yang tinggal di wilayah tersebut.
Baru pada musim panas 1911, situs bersejarah itu ditemukan oleh Bingham dan tim penjelajahnya, yang sedang melakukan misi pencarian terhadap kota-kota Inca yang "hilang".
Dalam usaha menemukan Machu Picchu, Bingham dan timnya menempuh perjalanan dengan menunggang keledai dan berjalan kaki dari Cuzco ke Lembah Urubamba.
Di Urubamba, seorang petani setempat memberi tahu rombongan itu tentang beberapa reruntuhan yang terletak di puncak gunung terdekat.
Petani itu menyebut lokasi itu sebagai Machu Picchu, yang berarti "Puncak Tua" dalam bahasa asli Quechua.
Hiram Bingham (1875–1956) was an American academic, explorer and treasure hunter and politician. He discover the Inca city Machu Picchu in July 24, 1911 (Perú). pic.twitter.com/JQMrVWgTEa
— Alex Murray Jiménez (@murray8422) July 20, 2018
Baca juga: [POPULER TREN] WHO Desak Indonesia Lakukan Kuncian Ketat | Bahaya Konsumsi Vitamin D Berlebihan
Pada 24 Juli 1911, setelah melalui pendakian yang sulit dalam cuaca dingin dan gerimis, Bingham dan timnya bertemu dengan sekelompok kecil petani lokal yang kemudian menunjukkan lokasi persis Machu Picchu kepada tim penjelajah itu.
Akhirnya, dipandu seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, Bingham dan timnya berhasil menyaksikan rangkaian teras bebatuan rumit, yang menandai pintu masuk ke Machu Picchu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.