Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianjurkan untuk Pasien Covid-19, Bagaimana Memilih Oximeter yang Baik?

Kompas.com - 01/02/2021, 15:29 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Para pakar sepakat bahwa model terbaik oximeter untuk penggunaan di rumah adalah yang pemakaiannya dengan cara dijepitkan di ujung jari.

Model-model terbaru seperti aplikasi smartphone berbasis kamera, menggunakan teknologi yang berbeda untuk mengukur saturasi oksigen. Sejauh ini, sebagian besar produk tersebut disebut tidak dapat diandalkan.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2019 di American Journal of Emergency Medicine menguji tiga aplikasi iPhone yang menawarkan fungsi oximetri nadi, tetapi semuanya gagal mencapai sasaran.

Riset itu menyimpulkan, ketiga aplikasi itu tidak akurat dan memiliki kemampuan terbatas atau tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mendeteksi hipoksia secara akurat.

Pada pasien Covid-19, oximeter digunakan untuk mengukur kadar oksigen, sehingga bisa mencegah terjadinya happy hypoxia, yang dapat mengancam keselamatan nyawa pasien.

Namun penting diingat, alat ini bukan untuk mendeteksi keberadaan virus.

Baca juga: Apa Itu Oximeter, Alat yang Disebut Dibutuhkan Saat Alami Gejala Covid-19?

Seperti diberitakan Kompas.com, September 2020, sejumlah pasien Covid-19 mengalami gejala happy hipoxia. Kondisi ini bisa membuat seseorang mengalami penurunan saturasi oksigen secara drastis hingga berakibat fatal.

Oleh karena itu, mereka yang melakukan isolasi mandiri karena Covid-19, diingatkan untuk melakukan pemantauan secara berkala. Salah satunya memantau saturasi oksigen dengan menggunakan oximeter.

Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur dan Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardyanto, pada 8 September 2020, mengatakan, untuk mengantisipasi dan mendeteksi dini happy hypoxia syndrome, ada dua cara yang bisa dilakukan.

Dua cara ini bisa dilakukan secara berkala pada pagi, siang, sore, dan malam:

  • Tarik napas dalam-dalam 2-3 kali. Bila timbul rangsangan batuk, waspadai risiko hipoksia.
  • Menggunakan alat Pulse Oxymetri di ujung jari, untuk mengukur saturasi oksigen.

Pasien dan keluarga diingatkan untuk lebih waspada jika muncul kondisi seperti frekuensi napas makin cepat, merasa cepat lelah, dan ada rasa berat di dada saat bernapas.

Jika terjadi tiga kondisi di atas, maka harus segera melapor ke faskes terdekat. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Happy Hypoxia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com