KOMPAS.com - Pulse oxymeter atau oximeter adalah alat untuk mengukur saturasi oksigen pada tubuh tengah dicari oleh masyarakat.
Pada masa pandemi ini, oximeter sempat menjadi perbincangan terutama ketika diketahui bahwa happy hypoxia bisa menjadi salah satu gejala penderita Covid-19.
Lalu, apa fungsi oximeter untuk penderita infeksi virus corona?
Melansir Healthline, oximeter bisa digunakan untuk mengetahui tingkat oksigen di dalam darah seseorang.
Selain itu, oximeter mampu mendeteksi seberapa efisien kadar oksigen yang dikirimkan ke bagian tubuh yang paling jauh dengan jantung, misalnya kaki dan lengan.
Nama lain dari oximeter yang diketahui sebagian orang adalah oximeter nadi.
Baca juga: 4 Fakta Seputar Happy Hypoxia yang Perlu Diketahui
Cara penggunaan oximeter yakni dengan ditempelkan pada bagian tubuh, seperti jari tangan, jari kaki atau daun telinga.
Saat digunakan, alat ini sama sekali tidak menyebabkan rasa sakit pada tubuh seseorang.
Oximeter juga sering digunakan ketika ada perawatan kritis seperti ruang gawat darurat atau rumah sakit.
Hubungan antara penggunaan oximeter dan Covid-19 dapat dilihat dari dampak virus corona yang menyerang sistem pernapasan dan pasokan oksigen yang dibawa melalui aliran darah.
Sementara, oximeter merupakan alat yang dinilai mampu mendeteksi kadar oksigen dalam darah seseorang.
Jika hasil oximeter menunjukkan kadar oksigen seseorang rendah, maka bisa menjadi kecurigaan awal untuk mencegah terjadinya happy hypoxia yang menjadi salah satu gejala Covid-19. Dengan demikian, langkah pencegahan untuk mendapatkan perawatan bisa segera dilakukan.
Sebelumnya, seperti diberitakan Kompas.com, 8 September 2020, Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur dan Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan, ada 2 cara untuk mendeteksi dini happy hypoxia.
Baca juga: Isolasi Mandiri karena Covid-19, Ini 2 Cara Deteksi Dini Happy Hypoxia
Dalah satunya, dengan secara berkala mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oxymetri atau oximeter. Pemeriksaan ini bisa dilakukan secara mandiri dan berkala pada pagi, siang, sore, dan malam.
Ia mengingatkan, penderita sindrom happy hypoxia tidak menunjukkan gejala umum yang dialami oleh orang yang mengalami kekurangan oksigen. Sebaliknya, mereka justru tampak sehat dan baik-baik saja.