Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpacu dengan Waktu, Menemukan Penyebab Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19

Kompas.com - 07/09/2020, 06:49 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak hal yang masih harus dipastikan dari infeksi virus corona dan apa yang terjadi pada para pasiennya.

Terbaru, yang menjadi perhatian para peneliti di dunia, termasuk Indonesia, adalah gejala happy hypoxia, yang dialami oleh para pasien Covid-19.

Di Indonesia, beberapa kasus di beberapa daerah ditemukan pasien Covid-19 mengalami happy hypoxia.

Pasien dalam kondisi baik-baik saja, tetapi tiba-tiba kadar oksigennya drop, hingga ada yang berakibat fatal.

Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur dan Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Surakarta, Jawa Tengah, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan, memahami gejala happy hypoxia pada penderita Covid-19 masih menjadi PR besar. 

"Nah, yang masih menjadi PR kita adalah soal happy hypoxia. Artinya, orang yang semula tanpa gejala, tidak merasakan apa-apa, tiba-tiba langsung sesak napas dan memburuk," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (5/9/2020).

Menurut Tonang, dari 80 persen pasien dengan kategori orang tanpa gejala (OTG), separuh di antaranya berakhir dengan kondisi happy hypoxia.

Baca juga: Sulit Dideteksi, Epidemiolog Ingatkan Gejala Covid-19 Happy Hypoxia

Oleh karena itu, saat ini terus berpacu dengan waktu untuk mencari tahu penyebab happy hypoxia pada pasien Covid-19.

"Nah, itu yang masih kita cari penyebabnya apa yang menentukan seseorang itu memiliki risiko ke happy hypoxia," jelas dia.

Masyarakat diminta waspada dan mengenali gejala happy hypoxia agar tak sampai terjadi efek buruk pada penderita infeksi virus corona.

Seperti diberitakan Kompas.com, 20 Agustus 2020, happy hypoxia atau hypoxemia didefinisikan sebagai penurunan tekanan oksigen dalam darah.

Ketika kondisi itu terjadi, seseorang mungkin akan mengalami sesak napas atau dispnea.

Penurunan kadar oksigen dalam darah juga mengakibatkan organ-organ tubuh mati dan bisa mengancam nyawa.

Seseorang yang sehat biasanya memiliki saturasi oksigen setidaknya 95 persen.

Namun, dokter melaporkan, ada pasien yang memiliki tingkat persentase oksigen sebesar 70-80 persen. Bahkan, pada kasus yang drastis, di bawah 50 persen.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui soal Happy Hypoxia, Dialami Pasien Covid-19 Termasuk di Indonesia

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com