Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kompas.com - 23/05/2024, 17:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah negara melaporkan peningkatan jumlah pasien kanker penis selama beberapa tahun belakangan.

Dikutip dari BBC, Rabu (8/5/2024), Jurnal JMIR Public Health and Surveillance pada 2022 mempublikasikan hasil analisis penyakit kanker penis dari 43 negara.

Hasilnya, pasien kanker penis terbanyak selama 2008-2012 ada di Uganda (2,2 kasusu per 100.000 pria), Brasil (2,1 kasus per 100.000 pria), dan Thailand (1,4 kasus per 100.000 pria).

21.000 kasus kanker penis di Brasil

Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan terdapat 21.000 kasus kanker penis selama 2012 hingga 2022. Penyakit ini membuat 4.000 meninggal dan lebih dari 6.500 orang diamputasi.

Situasi tersebut menjadikan Brasil sebagai salah satu negara dengan jumlah penderita kanker penis terbanyak yaitu 2,1 kasus per 100.000 pria. Negara bagian Maranhao menjadi wilayah dengan pasien terbanyak sejumlah 6,1 penderita per 100.000 pria.

Sementara itu, Pusat Peneliti Kanker Inggris melaporkan terdapat 699 kasus kanker penis baru selama 2016-2018 di Inggris. Angka ini meningkat 28 persen sejak 1990-an.

Para peneliti memperkirakan jumlah pasien kanker penis akan terus meningkat hingga mencapai 77 persen pada 2050 di seluruh dunia.

Baca juga: Ramai soal Foto Penis Patah, Dokter Boyke Ungkap Penyebab dan Cara Menanganinya


Penyebab kanker penis

Untuk menghindari terkena kanker penis, setiap pria perlu mengetahui penyebab terjadinya penyakit tersebut.

Dilansir dari laman Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, kanker penis disebabkan oleh virus bernama human papillomavirus (HPV) yang menyerang area genital.

Pasien kanker penis dapat terinfeksi virus HPV jika mengalami kontak kulit dengan penderita lainnya di area genital, melakukan seks vagina, anal, atau oral, serta berbagi mainan seksual.

Kanker penis juga dapat diidap pria yang tidak disunat saat anak-anak.

Prosedur sunat pada pria diketahui mencegah fimosis (pelekatan kulit kepala penis) dan menghindari penumpukan smegma (cairan minyak, sel kulit mati, dan keringat) yang meningkatkan risiko kanker penis.

Pria yang merokok atau menggunakan tembakau berisiko besar terkena kanker penis akibat kandungan bahan kimia di dalamnya. Pengguna tembakau yang mengidap infeksi HPV bahkan memiliki risiko lebih tinggi.

Pria yang memiliki penyakit kulit psoriasis serta diobati dengan obat psoralen dan cahaya UVA juga diketahui memiliki tingkat kanker penis lebih tinggi.

Di sisi lain, risiko kanker penis meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker ini paling sering menyerang pria berusia di atas 50 tahun.

Pria dengan AIDS juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker penis. Keadaan ini akibat pasien AIDS memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca juga: Ramai soal Penis Ukuran 3 Cm, Dokter Jelaskan Apa Itu Mikropenis

Halaman:

Terkini Lainnya

Berapa Lama Waktu Tidur Seekor Anjing dalam Sehari?

Berapa Lama Waktu Tidur Seekor Anjing dalam Sehari?

Tren
Cara Backup Foto dan Video di Google Foto, Solusi untuk Memori Ponsel yang Penuh

Cara Backup Foto dan Video di Google Foto, Solusi untuk Memori Ponsel yang Penuh

Tren
7 Fakta Wanita Tewas Jatuh dari Lantai 3 Gym di Pontianak

7 Fakta Wanita Tewas Jatuh dari Lantai 3 Gym di Pontianak

Tren
Ganjar Putuskan Tak Maju Pilkada DKI Jakarta 2024, Mengaku Sadar Diri

Ganjar Putuskan Tak Maju Pilkada DKI Jakarta 2024, Mengaku Sadar Diri

Tren
Cuaca Panas Ekstrem Serang Banyak Negara, Apakah Bumi Mulai Tak Layak Huni?

Cuaca Panas Ekstrem Serang Banyak Negara, Apakah Bumi Mulai Tak Layak Huni?

Tren
Arkeolog Temukan Situs Misterius Usia 4.000 Tahun di Yunani, Apa Itu?

Arkeolog Temukan Situs Misterius Usia 4.000 Tahun di Yunani, Apa Itu?

Tren
6 Wilayah yang Berpotensi Banjir Rob 20-30 Juni 2024, Mana Saja?

6 Wilayah yang Berpotensi Banjir Rob 20-30 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
7 Fakta Porsche Tabrak Truk di Tol Dalkot Jakarta, Mobil Terseret dan Pengemudi Tewas

7 Fakta Porsche Tabrak Truk di Tol Dalkot Jakarta, Mobil Terseret dan Pengemudi Tewas

Tren
5 Masalah Haji 2024: Tenda Melebihi Kapasitas, Tak Ramah Lansia, dan Antre Toilet 2 Jam

5 Masalah Haji 2024: Tenda Melebihi Kapasitas, Tak Ramah Lansia, dan Antre Toilet 2 Jam

Tren
Ramai soal Seserahan Fortuner di Pati Disebut Curian, Ini Faktanya

Ramai soal Seserahan Fortuner di Pati Disebut Curian, Ini Faktanya

Tren
Apa Perbedaan Pajak Langsung dan Tidak Langsung? Berikut Pengertian dan Contohnya

Apa Perbedaan Pajak Langsung dan Tidak Langsung? Berikut Pengertian dan Contohnya

Tren
Perputaran Judi 'Online' di Indonesia Mencapai Rp 600 Triliun, Duitnya Lari ke 20 Negara

Perputaran Judi "Online" di Indonesia Mencapai Rp 600 Triliun, Duitnya Lari ke 20 Negara

Tren
Ini Sanksi jika Tidak Memadankan NIK-NPWP sampai 30 Juni 2024

Ini Sanksi jika Tidak Memadankan NIK-NPWP sampai 30 Juni 2024

Tren
Kemenkominfo Ancam Blokir Twitter, Akankah Terjadi? Ini Kata Pengamat

Kemenkominfo Ancam Blokir Twitter, Akankah Terjadi? Ini Kata Pengamat

Tren
Rupiah Tembus Rp 16.400 dan Marak Badai PHK, Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia?

Rupiah Tembus Rp 16.400 dan Marak Badai PHK, Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com