Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Berbulan-bulan Terbang untuk Migrasi, Apakah Burung Tidur?

Kompas.com - 20/12/2020, 20:28 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa jenis burung memiliki siklus migrasi tahunan yang membutuhkan waktu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan terbang di udara.

Misalnya, burung cikalang yang hidup di pantai dari Florida hingga Samudera Hindia. Setelah musim kawin, burung tersbeut akan bermigrasi ke pantai yang lebih tropis dengan lama perjalanan berbulan-bulan.

Burung jenis lain juga memiliki siklus serupa, yaitu bermigrasi ke tempat tertentu, seperti burung swift dan songbird.

Lantas, apakah mereka tidur saat bermigrasi yang menghabiskan waktu bulanan di udara?

Melansir Science ABC, 17 Desember 2020, misteri ini telah terpecahkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 2016.

Studi itu dilakukan terhadap burung cikalang selama penerbangan 10 hari untuk mengetahui bagaimana burung itu tidur.

Mereka melakukannya dengan menggunakan electroencephalography (EEG) dan merekam aktivitas otak pada burung saat melakukan perjalanan jarak jauh.

Baca juga: Penggal Burung Hantu dan Unggah Fotonya, Wanita Ini Ditembak Mati

Hasilnya, para ilmuwan menemukan bahwa burung cikalang bisa tidur saat mereka terbang dengan dua cara.

Pertama, tidur REM (Rapid Eye Movement) yang berlangsung selama 10 detik. Pada mamalia, tidur REM biasanya berlangsung selama beberapa menit.

Meski hanya berlangsung beberapa detik, tidur REM sangat penting untuk fungsi otak yang baik.

Hasil penelitian di darat menunjukkan, burung-burung ini bahkan mampu berdiri dengan satu kaki selama tidur REM.

Kedua, tidur gelombang lambat unishemispheric. Ini berarti burung hanya membuat setengah dari otaknya tertidur, sehingga bagian lainnya akan tetap terjaga.

Mereka melakukan ini untuk tetap waspada terhadap predator atau bahaya lainnya. Banyak burung melakukan pola tidur tersebut, bahkan saat tidak bermigrasi.

Baca juga: Langka, Ahli Temukan Burung Era Dinosaurus dengan Paruh Mirip Sabit

Namun, dituliskan Science Alart pada 4 Agustus 2016, kejutan terbesar burung ini adalah mereka tidur rata-rata 42 menit sehari atau kurang dari 10 persen dari waktu yang biasa mereka habiskan untuk tidur di darat.

Ini menunjukkan ada pertukaran evolusioner pada tidur siang burung cikalang saat mereka di udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com