Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Satwa Langka Indonesia Ini Terancam Punah, Ternyata Ini Penyebabnya

Kompas.com - 20/12/2020, 17:21 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perburuan dan penyelundupan spesies terancam punah dan dilindungi masih terjadi di Indonesia.

Terbaru, sembilan orangutan Sumatera (Pongo abelii) berhasil dipulangkan ke Tanah Air, setelah diselundupkan dan tinggal bertahun-tahun di Malaysia.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (20/12/2020) sembilan orangutan itu tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Jumat (18/12/2020).

Kepala Subdit Penerapan Konvensi Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Diitjend KSDAE, Nining Ngudi Purnama Ningtyas mengatakan, orangutan tersebut diselundupkan ke luar negeri saat masih berusia 1 satu tahun.

Mereka sudah lebih dari 5 tahun berada di luar negeri, dan saat dipulangkan ke Indonesia sudah berusia 6 tahun.

Baca juga: 9 Orangutan Dipulangkan ke Indonesia Setelah Diselundupkan di Malaysia

Satwa Asia yang terancam punah

Berdasarkan data Red List yang dirilis oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), pada tahun 2020 terdapat lebih dari 35.500 spesies di seluruh dunia yang terancam punah.

Di antaranya ada 5 spesies dari Indonesia yang tergolong dalam kondisi kritis, atau mendekati kepunahan. Orangutan Sumatera termasuk satu di antaranya.

Berikut daftar 5 satwa dari Indonesia yang terancam punah:

1. Orangutan

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia melepasliarkan lima individu orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Kelima individu orangutan yang dilepasliarkan terdiri dari tiga individu jantan bernama Jacky, Beno, dan Puyol, serta dua individu betina bernama Oscarina, dan Isin.dok IAR Indonesia Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) bersama Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia melepasliarkan lima individu orangutan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR). Kelima individu orangutan yang dilepasliarkan terdiri dari tiga individu jantan bernama Jacky, Beno, dan Puyol, serta dua individu betina bernama Oscarina, dan Isin.

Orangutan termasuk spesies yang berada dalam kondisi sangat rawan punah. Ada tiga jenis orangutan di dunia, dan ketiganya berasal dari Indonesia.

Mereka adalah orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), orangutan Sumatera (Pongo abelii), dan orangutan Kalimantan/Borneo (Pongo pygmaeus).

IUCN memberi label CR (Critically Endangered) kepada ketiga spesies tersebut, sebab populasi mereka yang cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya.

Berdasarkan data IUCN tahun 2016, diperkirakan hanya tersisa sekitar 800 individu orangutan Tapanuli yang masih hidup.

Baca juga: 2 Orangutan yang 5 Tahun Korban Perdagangan Satwa di Thailand, Akhirnya Kembali ke Indonesia

Sementara itu, berdasarkan data yang sama, jumlah individu orangutan Sumatera yang tersisa diperkirakan sekitar 13.846 individu.

Sedangkan untuk orangutan Kalimantan/Borneo, belum dapat diketahui dengan pasti, kecuali untuk wilayah Sabah yang diperkirakan memiliki sekitar 11.000 individu pada tahun 2005.

Aktivitas manusia

IUCN menyebut, aktivitas manusia menjadi ancaman terbesar terhadap kepunahan ketiga spesies orangutan tersebut.

Aktivitas tersebut antara lain, pertambangan, pertanian dan perkebunan, pembukaan lahan untuk pemukiman, juga pembabatan hutan.  

Perburuan dan perdagangan ilegal orangutan juga kian memperburuk kelestarian spesies tersebut di alam liar.

Baca juga: Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com