Seperti kasus-kasus dengan gejala atau pre-simtomatis, orang-orang tanpa gejala dapat menularkan virus dengan berbagai cara, termasuk meludah, batuk, dan bersin.
Infeksi juga dapat disebarkan melalui kontak langsung dengan orang lain atau kontaminasi pada permukaan benda dan objek.
"Saat Anda berbicara, terkadang Anda sedikit mengeluarkan ludah," kata Profesor Epidemiologi di UCLA School of Public Health Anne Rimoin.
"Anda akan menggosok hidung, menyentuh mulut, mengucek mata. Dan kemudian menyentuh permukaan lain. Anda pun akan menyebarkan virus jika telah terinfeksi," lanjut dia.
Bisa dibayangkan, jika Anda atau orang tanpa gejala tak mengenakan masker, berjarak dekat, dan berada dalam kerumunan? Ada risiko potensi penyebaran virus corona yang lebih besar.
Dalam bukunya yang berjudul How to Survive a Pandemic, Michael Greger menuliskan studi awal dari Jepang yang menyebut bahwa pembatalan acara dan berkumpul dapat membantu memperlambat penyebaran Covid-19 sebesar 35 persen.
Namun, itu belum cukup untuk dapat mengendalikan wabah yang terjadi.
"Pada fase seperti ini, hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tinggal di rumah, mengurangi kontak dengan luar sebisa mungkin. Jangan menunggu hingga ada kasus di sekitarmu. Saat terjadi satu kematian di lingkunganmu, ada ratusan hingga ribuan kasus yang telah terjadi" tulisnya.
Sementara itu, menanggapi banyaknya orang menjalani aktivitas termasuk olahraga di luar ruangan saat ini, Dokter spesialis olahraga dari Slim+Health Sports Therapy, Michael Triangto, menyebut tetap perlu memperhatikan beberapa hal.
"Orang yang merasa bosan dan terpaksa harus berolahraga di luar ruangan perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, olahraga harus dilakukan mandiri dengan menjaga jarak dan wajib mengenakan masker," kata Michael seperti dikutip oleh Harian Kompas, 13 Juni 2020.
Akan tetapi, Michael tetap merekomendasikan warga untuk berolahraga di dalam rumah karena lebih ringkas.
Hal tersebut tentu untuk menghindari sejumlah protokol kesehatan yang cenderung merepotkan jika berolahraga di luar ruangan, termasuk soal menjaga jarak fisik dan penggunaan masker.
Baca juga: Khawatir Gelombang Kedua Covid-19, Satu Distrik di Beijing Larang Olahraga dan Wisata
Namun, mengutip Kompas.com, 20 Mei 2020, Dosen Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dr Panji Hadisoemarto MPH, mengatakan, efektivitas masker kain untuk mencegah penularan virus seperti SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sifatnya terbatas.
Karena kain tidak sepenuhnya dapat menyaring virus, risiko penularan Covid-19 masih ada jika masyarakat tetap berkerumun.