Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Kritik Studi WHO Anjuran Jaga Jarak Minimal 2 Meter, Berikut Alasannya

Kompas.com - 15/06/2020, 16:21 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan senior telah mengkritik penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tentang jarak fisik minimal dua meter untuk mengurangi risiko infeksi virus corona

Melansir The Guardian, kritik terhadap saran bahwa orang harus menjaga jarak setidaknya dua meter, dipercaya terlalu berhati-hati.

Penelitian WHO mengungkapkan jika berdiri terpisah sejauh 2 meter lebih efektif mencegah penularan, karena risiko terinfeksi hanya sebesar 1,3 persen.

Sementara, jika berdiri dengan jarak satu meter akan meningkatkan sedikit risiko infeksi menjadi 2,6 persen.

Baca juga: 17 Tenaga Kesehatan di Kabupaten Banjar Terpapar Virus Corona

"Analisis risiko infeksi pada satu meter atau dua meter harus ditangani dengan sangat hati-hati," kata Prof David Spiegelhalter, seorang ahli statistik di Universitas Cambridge, yang telah berpartisipasi dalam Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat pemerintah. 

Prof Kevin McConway, ahli statistik terapan di Universitas Terbuka, melangkah lebih jauh dan menyebut analisis itu tidak tepat.

Ia mengatakan ,penelitian tersebut tidak boleh digunakan dalam argumen tentang seberapa besar risiko infeksi pada jarak minimum satu meter dibandingkan dengan dua meter.

Studi yang dipublikasikan di Lancet yang terbaru mendapat kecaman dari para ahli yang takut bahwa di tengah pandemi beberapa makalah penelitian sedang ditulis, ditinjau dan diterbitkan terlalu cepat untuk melakukan pemeriksaan kualitas yang memadai.

Awal bulan ini, Lancet dan publikasi elit lainnya, New England Journal of Medicine, dipaksa menarik kembali studi mengenai virus corona.

Baca juga: Putin: Rusia Tangani Virus Corona Lebih Baik dari AS

Jarak dua meter untuk bar dan restoran di Inggris

Keraguan tentang penelitian ini muncul ketika Boris Johnson mengumumkan tinjauan resmi aturan jarak dua meter secara fisik, yang diperkirakan akan dilaporkan pada 4 Juli 2020, di mana bar dan restoran paling awal mungkin dibuka kembali di Inggris.

Dalam beberapa minggu terakhir, Johnson mendapat tekanan kuat dari anggota parlemen konservatif untuk melonggarkan saran aman jarak fisik guna membantu bidang bisnis, khususnya di sektor perhotelan.

Dipimpin oleh para peneliti di McMaster University di Ontario mengumpulkan data dari studi yang diterbitkan sebelumnya untuk memperkirakan risiko terinfeksi virus corona pada jarak berbeda.

Ini juga mempertimbangkan bagaimana masker wajah dan pelindung mata dapat membantu mencegah penyebaran virus corona. 

Baca juga: Mutasi Virus Corona Disebut Lebih Menular, Ini Penjelasan Peneliti

McConway percaya ada masalah yang lebih mendasar dalam cara risiko infeksi pada jarak yang berbeda dibandingkan dalam penelitian ini.

“Metode membandingkan jarak yang berbeda tidak tepat untuk memberi tahu Anda dengan tepat bagaimana risiko pada jarak minimum dua meter dibandingkan dengan jarak minimum satu meter," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Bikin Akun SSCASN untuk Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus Study Tour SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Kronologi Kecelakaan Bus Study Tour SMP PGRI Wonosari di Jombang, 2 Orang Meninggal

Tren
6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

6 Manfaat Singkong untuk Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Tekanan Darah

Tren
Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Aplikasi Prakiraan Cuaca Deteksi Badai Petir saat Pesawat Singapore Airlines Turbulensi Parah

Tren
Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Kronologi Bus Rombongan Siswa MIN 1 Pesisir Barat Terperosok ke Jurang di Tanggamus, Lampung

Tren
Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA dan Mandiri Selama Libur dan Cuti Bersama Waisak 2024

Tren
Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Skandal Transfusi Darah di Inggris, Picu Puluhan Ribu Orang Tertular HIV dan Hepatitis

Tren
Dibuka Juni, Simak Syarat dan Cara Cek Formasi CPNS 2024

Dibuka Juni, Simak Syarat dan Cara Cek Formasi CPNS 2024

Tren
Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

Ragam Perayaan Waisak di Berbagai Negara, Seperti Apa?

Tren
BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com