Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Udin Suchaini
ASN di Badan Pusat Statistik

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Parkir Liar dan Dampak Penertiban

Kompas.com - 19/05/2024, 08:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENERTIBAN juru parkir miminarket punya konsekuensi yang perlu dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan. Aturan yang tidak melindungi pihak terlemah, berpotensi jadi bentuk persekusi nyata dari pemerintah.

Setidaknya ada tiga masalah yang mengemuka dari juru parkir, yaitu ratusan miliar rupiah uang parkir liar di Jakarta diduga mengalir ke ormas hingga oknum aparat (Kompas.com, 16/05/2024).

Juru parkir yang disebut pungli dan dianggap melakukan pemerasan (Kompas.com, 21/04/2024). Lalu pemberian peluang yang setara jika juru parkir yang dianggap liar ini ditertibkan.

Perilaku dalam parkir

Dua kondisi parkir yang bisa jadi diskusi bersama, yaitu perilaku seseorang dalam parkir dan kondisi ekonomi juru parkir.

Pertama, sebagian perilaku parkir liar di tepi jalan egois tanpa mempertimbangkan keamanan, sebagian lagi berharap ada yang menjaga karena khawatir pada pencurian.

Kondisi parkiran depan minimarket yang luas tentu membuat peluang parkir semakin mudah. Hal ini tentu bakal menurunkan risiko kecelakaan jika parkir di pinggir jalan.

Namun, potensi yang sama memantik juga pelaku pencurian kendaraan. Alasan menjaga keamanan ini dijadikan peluang pemasukan bagi pihak tertentu, sekaligus meningkatkan keamanan saat parkir kendaraan.

Kedua, saat pemerintah belum mampu menyediakan ekosistem menyerap tenaga kerja dan keamanan dengan baik, ada pihak yang memberi peluang pengangguran untuk membantu menjaga parkiran.

Sayangnya, parkir di depan minimarket masih dianggap ilegal karena tidak masuk dalam regulasi yang diatur pemerintah.

Masalah utama yang mengemuka dari parkir liar menjadi peluang pihak tertentu yang tidak bisa dimonitisasi oleh pemerintah.

Sementara, keuntungan yang diperoleh, dinikmati oleh berbagai ormas yang dianggap memiliki kuasa atas wilayah.

Padahal, sebagian juru parkir liar memiliki satu masalah yang sama, tidak punya pekerjaan dan perlu penghasilan untuk menghidupi keluarga. Paradoksnya justru ormas memberi peluang kesejahteraan.

Proses penertiban juru parkir, sebaiknya juga disiapkan subtitusi supaya juru parkir tetap mendapatkan penghasilan. Pasalnya, mereka sudah berusaha mencari peluang sendiri di tengah keterbatasan.

Kemudian, peluang yang ada dibuat ekosistem, biar upaya mereka terfasilitasi melalui regulasi atau kebijakan yang bisa menjembatani.

Keberadaan tukang parkir muncul dari sisi alasan keamanan. Saat pemerintah belum mampu memberikan rasa aman atas hilangnya kendaraan bermotor saat parkir di pinggir jalan, juru parkir hadir menjadi sosok pahlawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com