Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lahirnya Budi Utomo 20 Mei 1908, Simbol Kebangkitan Nasional

Kompas.com - 18/05/2024, 19:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Budi Utomo adalah organsasi pergerakan nasional yang didirikan oleh Soetomo, Cipto Mangoenkoesoemo, Goenawan, dan Tirtokusumo di Jakarta pada 20 Mei 1908. 

Selain keempat tokoh tersebut, Budi Utomo berdiri berkat gagasan dari dr Wahidin Sudirohusodo. Dia yang mendorong Soetomo dan kawan-kawan untuk membentuk Budi Utomo.

Dikutip dari Kompas.com (16/1/2024), organisasi Budi Utomo bertujuan untuk menyadarkan rakyat Indonesia agar bisa meningkatkan kesejahteraan dengan cara mencerdaskan rakyatnya.

Pada awal pendiriannya, Budi Utomo sempat mendapatkan penolakan oleh sebagian besar golongan priyayi. Ini lantaran, kaum priyayi mendukung birokrasi dari golongan ningrat, yang tidak senang dengan pergerakan Budi Utomo.

Namun, hingga Juli 1908 terkumpul 650 anggota yang tergabung dalam Budi Utomo, yang tersebar di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, dan Probolinggo.

Lantas, bagaimana latar belakang berdirinya Budi Utomo?

Baca juga: 20 Mei 2024 Hari Kebangkitan Nasional, Libur Tanggal Merah atau Tidak?

Latar belakang sejarah

Dilansir dari Kompas.id, latar belakang berdirinya organisasi Budi Utomo tak lepas dari diterapkannya Politik Etis pada masa pemerintahan kolonial Belanda, menjelang akhir abad ke-19.

Politis Etis merupakan kebijakan politik balas budi yang mencakup tiga bidang, yakni irigasi, edukasi, dan emigrasi.

Kala itu, terdapat kalangan etis yang mendesak pemerintah kolonial Belanda untuk menerapkan kebijakan yang berpihak kepada para pribumi.

Selanjutnya pemerintah kolonial Belanda mulai mendirikan beberapa sekolah yang ditujukan untuk pribumi. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui bidang pendidikan.

Meski demikian, pemerintah kolonial Belanda menetapkan aturan tinggi untuk siapa saja pribumi yang ingin menduduki jabatan pemerintahan, yakni harus mengenyam pendidikan barat.

Oleh karena itu, kebijakan tersebut dinilai tak sesuai dengan apa yang diharapkan pribumi. Pada akhirnya, kebijakan tersebut berdampak pada munculnya kaum terpelajar di Indonesia.

Saat itu, masa-masa tersebut dikenal sebagai era pergerakan nasional, dengan Budi Utomo sebagai salah satu perhimpunan kebangsaan yang mengawalinya.

Baca juga: Pedoman Lengkap Acara Hari Kebangkitan Nasional 2024 dan Bacaan Doanya

Awal mula lahirnya Budi Utomo

Berdirinya Budi Utomo tidak bisa dilepaskan dari sosok dr Wahidin Sudirohusodo.

Wahidin adalah lulusan sekolah kedokteran Jawa di Waltvreden, yang telah berganti nama menjadi STOVIA pada 1900.

Organisasi Budi Utomo resmi berdiri pada 20 Mei 1908 di gedung STOVIA Jakarta, yang diketuai oleh Soetomo. Selain itu, Budi Utomo menjadi organisasi nasional pertama yang lahir di Indonesia.

Kehadirannya sebagai organisasi pertama membuat Budi Utomo menjadi pelopor bagi gerakan kebangsaan di Indonesia.

Berdirinya Budi Utomo kemudian disusul dengan berdirinya organisasi-organisasi lain seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Muhammadiyah, dan beberapa organisasi pemuda dan pergerakan lain.

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com