Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Pertama Covid-19 Mungkin Tak Membuat Kebal pada Infeksi

Kompas.com - 15/06/2020, 14:29 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat dunia kini menanti kehadiran vaksin virus corona yang tengah dibuat oleh sejumlah perusahaan. Vaksin merupakan satu-satunya cara paling ampuh untuk membuat seseorang kebal terhadap virus.

Namun, seorang profesor Imperial College London Robin Shattorck mengatakan, vaksin awal virus corona mungkin akan datang dengan keterbatasan.

"Apakah vaksin itu perlindungan terhadap infeksi? Apakah itu perlindungan penyakit? Apakah perlindungan terhadap penyakit parah? Sangat mungkin vaksin itu hanya untuk melindungi dari penyakit parah dan itu sangat berguna," kata Robin, dikutip dari Bloomberg, Senin (15/6/2020).

Baca juga: AstraZeneca Setujui Pasok Eropa dengan 400 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Ketika negara-negara mulai keluar dari penguncian dengan penuh kewaspadaan, para pemimpin mencari cara pencegahan sebagai jalan untuk kembali ke kehidupan pra-pandemi.

Didorong oleh dana miliaran dollar AS dari investasi pemerintah, vaksin dari sejumlah perusahaan, seperti Pfizer Inc dan AstraZeneca Plc kini sedang dalam pengembangan.

Di antara perusahaan-perusahaan itu bahkan telah bergerak cepat dan mencapai tahap pengujian pada manusia.

Pengujian itu dilakukan setelah mendapatkan dampak positif untuk penyakit parah pada hewan, meski kurang efektif untuk infeksi.

Para ahli mengatakan, produk seperti itu mungkin akan digunakan secara luas jika disetujui sampai versi yang lebih efektif muncul di pasaran.

"Vaksin perlu melindungi dari penyakit, tapi belum tentu melindungi diri dari infeksi," kata Dennis Burton, peneliti imunologi dan vaksin di Scripps Research di La Jolla, California.

Masih Rentan

Ahli pengembangan obat di Washington University Michael Kinch mengatakan, vaksin tersebut mungkin akan mengarah pada rasa puas diri pada negara-negara yang lelah menghadapi pandemi virus corona.

"Dugaan saya adalah sehari setelah seseorang diimunisasi, mereka akan berpikir, 'Saya bisa kembali normal, semuanya akan baik-baik saja'. Mereka tak sadar bahwa mereka mungkin masih rentan terhadap infeksi," kata Kinch.

Baca juga: Mengenal Tahapan Pengujian dan Kandidat Kuat Vaksin Virus Corona

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) vaksin menjadi salah satu senjata paling efektif melawan penyakit menular dan mencegah hingga 3 juta kematian per tahun.

Namun, hanya sedikit dari vaksin itu yang efektif 100 persen pada semua orang yang mendapatkannya.

Misalnya, sekitar 3 persen orang yang mendapat vaksin campak, menderita penyakit ringan dan dapat menularkannya ke orang lain.

130 Percobaan

Menurut WHO, sejauh ini lebih dari 130 percobaan sedang dilakukan dalam upaya pencegahan virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Ramai soal Pertalite Dihapus Agustus 2024 Diganti Pertamax Green 95

Ramai soal Pertalite Dihapus Agustus 2024 Diganti Pertamax Green 95

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Sambung Nyawa

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Mengonsumsi Daun Sambung Nyawa

Tren
Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Tren
Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Tren
Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Tren
Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com