Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 20/05/2024, 10:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warganet memperdebatkan pembalut wanita yang bekas dipakai perlu dicuci atau tidak sebelum dibuang ke tempat sampah.

Keramaian tersebut berawal dari cuitan pengguna akun media sosial X atau Twitter, @feaanope yang mengatakan pembalut sebaiknya dibuang tanpa dicuci bersih.

"I dont get esensi nyuci pembalut yg seharusnya itu ga bisa dipake lagi dan mending langsung buang aja tanpa dicuci bersih," tulisnya, Jumat (17/5/2024).

Warganet lain lewat akun @j***iou menanggapi cuitan tersebut dengan opini mencuci pembalut perlu dilakukan, karena kasihan dengan pemulung sampah yang jijik kalau sampahnya dikorek anjing atau kucing.

Akun lain @bluesunkiss_ mengatakan pembalut yang tidak dicuci dan didiamkan menimbulkan bau dan penyakit, sehingga tidak higienis untuk petugas pengelola limbah.

"Pembalut dicuci: darah yang sifatnya infeksius lebih berpotensi menularkan penyakit dalam kondisi basah & akan mengalir dalam air menjadi polusi," katanya, Sabtu (18/5/2024).

Lalu, apakah pembalut wanita bekas pakai sebaiknya perlu dicuci dulu atau tidak sebelum dibuang ke tempat sampah? Simak penjelasan dokter berikut ini.

Baca juga: Ramai soal Durasi Ganti Pembalut yang Benar Saat Menstruasi, Benarkah Setiap 4 Jam Sekali?


Pembalut bekas dicuci atau tidak sebelum dibuang?

Dokter spesialis penyakit dalam hematologi onkologi Andhika Rachman mengungkapkan, pembalut wanita bekas sebaiknya tidak dicuci dulu karena dapat menjadi tempat bakteri berkembang.

"Kalau dalam posisi kering, sebenarnya aman-aman saja (dari menyebabkan infeksi) karena bagian kewanitaan dan pembuangan kita memang normalnya banyak kuman terutama E.coli," tuturnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (19/5/2024).

Lebih lanjut Andhika menjelaskan, pembalut wanita bekas berisi darah dan lapisan endometrium atau lapisan bagian dalam rahim yang tidak dibuahi. Hal ini mengandung banyak protein, sehingga lokasinya ideal bagi bakteri berkembang biak.

Menurut dia, pembalut wanita bekas yang dicuci basah justru akan menjadi media yang tepat bagi bakteri berkembang biak. Hal itu, rentan menjadi biang infeksi, apabila seseorang tidak rajin mencuci tangan dengan baik.

"Kalau (habis dicuci) tergenang air, airnya itu kalau dalam jumlah banyak atau tergenang bisa menjadi tempat penularan bakteri (jika tidak dibersihkan dengan seksama)," lanjutnya.

Dia menambahkan, pembalut wanita lazim didesain dengan gel-gel kecil yang dapat menyerap darah, sehingga tidak menginfeksi penggunanya dalam waktu singkat, dan lebih higienis. Apabila dicuci, gel itu berisiko keluar dan dikhawatirkan beracun.

Daripada dicuci, Andhika lebih menyarankan pembalut bekas dibungkus rapat dan langsung dibuang ke tempat sampah, terutama tempat sampah khusus pembalut.

"Gel tadi menginaktivasi dari zat darah tadi sehingga (menghasilkan) bahan yang tidak hazardous (berbahaya), tidak toksik bagi lingkungan," tambah dia.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pria Ini Punya Harta Rp 253 T, tapi Masih Pakai Ponsel Android Lawas

Pria Ini Punya Harta Rp 253 T, tapi Masih Pakai Ponsel Android Lawas

Tren
Apa Itu Pupuk Urea? Berikut Fungsi dan Manfaatnya bagi Tanaman

Apa Itu Pupuk Urea? Berikut Fungsi dan Manfaatnya bagi Tanaman

Tren
Cara dan Syarat Pindah Alamat KTP, Tak Perlu Surat Pengantar

Cara dan Syarat Pindah Alamat KTP, Tak Perlu Surat Pengantar

Tren
KJP Plus Cair Juni 2024, Berikut Syarat, Besaran, dan Cara Mengeceknya

KJP Plus Cair Juni 2024, Berikut Syarat, Besaran, dan Cara Mengeceknya

Tren
Picu Rasa Gatal, Mengapa Daun Jelatang Justru Ampuh Atasi Pegal?

Picu Rasa Gatal, Mengapa Daun Jelatang Justru Ampuh Atasi Pegal?

Tren
Mengenal Imunisasi dan Manfaatnya, Apa Bedanya dengan Vaksinasi?

Mengenal Imunisasi dan Manfaatnya, Apa Bedanya dengan Vaksinasi?

Tren
Matahari Disebut Capai Puncak Aktivitasnya dalam Siklus 11 Tahun, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Matahari Disebut Capai Puncak Aktivitasnya dalam Siklus 11 Tahun, Apa Dampaknya bagi Bumi?

Tren
Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Lolos Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Lolos Babak 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya

Cuka Apel Bermanfaat untuk Apa Saja? Ini 4 Daftar Khasiatnya

Tren
Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Tren
6 Manfaat Jalan Kaki di Walking Pad, Apa Saja?

6 Manfaat Jalan Kaki di Walking Pad, Apa Saja?

Tren
Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Siswi SMK di Bandung Dirundung 3 Tahun, Depresi, dan Meninggal Dunia

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 12-13 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

[POPULER TREN] Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang | Cara Daftar Akun PPDB Jateng 2024

Tren
Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Update Kasus Bos Rental Tewas di Pati: Polisi Tetapkan 4 Orang Tersangka, Korban Diketahui Pernah Lapor Polisi Februari 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com