Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Kompas.com - 20/05/2024, 09:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang perempuan asal Surabaya, Jawa Timur berinisial NR (27) mengaku diteror teman prianya berinisial AP selama 10 tahun.

Pelaku berinisial AP adalah teman Sekolah Menengah Pertama (SMP) korban. Mereka pernah satu kelas selama satu tahun, tepatnya pada 2010 lalu.

Dihubungi Kompas.com, Minggu (19/5/2024), NR membagikan awal kisahnya yang merasa diteror AP selama bertahun-tahun, hingga ia terusik, dan akhirnya melaporkan pria yang diduga terobsesi padanya itu ke polisi. 

Baca juga: Mengapa Orang Mesir Kuno Terobsesi dengan Kucing? Ini Alasannya

Baca juga: 4 Aksi Teror Bom yang Berhasil Diungkap

Awal mula NR diteror

NR kali pertama merasa diteror AP pada 2014. Waktu itu, dia sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surabaya.

"Jadi selama SMP itu saya enggak diteror, tapi dipantau. Neror yang pertama kali banget itu sebenarnya SMA kelas 2 pada 2014," ujar dia.

NR mengatakan, AP terus-menerus memantaunya melalui akun media sosial yang sengaja dibuat khusus untuk melihat unggahannya.

Tak hanya mengikuti media sosial NR, AP juga selalu membuat cuitan tentang NR.

"Dia itu apa pun selalu bikin twit yang kayak laporan mau ngapain gitu ke saya, misalnya NR saya mau ini ya, atau NR saya mau itu ya, sampai malam itu dia bilang mau OTW ke sekolah saya," terang NR.

Perempuan yang merupakan ketua paskibraka di sekolahnya kala itu benar-benar didatangi AP ke SMA-nya.

AP dengan mudah mengetahui keberadaan NR dari akun media sosial Path yang terkoneksi ke Twitter, sekarang bernama X.

Namun, karena merasa takut, NR tidak menemui AP yang sudah menunggu di gerbang sekolahnya. Dia bersembunyi dan baru berani pulang setelah AP meninggalkan sekolahnya.

Setahun berikutnya, pelaku sempat menyampaikan bela sungkawa melalui pesan Facebook ketika ayah korban meninggal dunia.

NR sempat membalas pesan tersebut dengan menyampaikan rasa terima kasih.

Tidak akrab dengan peneror

Menurut NR, semasa sekelas dengan AP saat kelas VII SMP, dia tidak terlalu akrab dengan temannya itu.

Pria yang belakangan ia laporkan karena meneror tersebut dikenal sebagai siswa yang pendiam dan tidak memiliki banyak teman.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com