Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Kompas.com - 17/05/2024, 07:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) di sejumlah daerah mulai membatasi kegiatan study tour atau wisata edukasi bagi anak sekolah.

Keputusan tersebut menyusul tragedi kecelakaan maut yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024).

Insiden ini menyebabkan sembilan anak didik, satu guru, serta seorang pengendara sepeda motor meninggal dunia, sedangkan puluhan lainnya luka-luka.

Disdik DKI Jakarta, misalnya, memutuskan untuk melarang seluruh satuan pendidikan di wilayahnya untuk menggelar acara perpisahan dan study tour ke luar sekolah.

Diberitakan Kompas.com, Rabu (15/5/2024), larangan ini diatur dalam Surat Edaran (SE) Nomor e-0017/SE/2024 sejak 30 April 2024.

Selain DKI Jakarta, beberapa daerah yang melarang perjalanan wisata oleh siswa, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Lantas, bagaimana pendapat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif?

Baca juga: 11 Daerah Larang dan Batasi Study Tour, Imbas Kecelakaan Bus di Subang


Bukan salah kegiatan study tour

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Uno, mengungkapkan ketidaksetujuannya pada larangan study tour untuk siswa.

Menurutnya, tragedi kecelakaan yang terjadi di Subang bukan salah pelaksanaan perjalanan wisata edukasi.

"Study tour-nya itu bukan yang harus disalahkan, tapi justru penyelenggaraan study tour yang melibatkan fasilitas transportasi tidak baik operasinya," ujarnya di Badung, Bali, Kamis (16/5/2024).

Tidak hanya itu, kejadian yang tidak diinginkan tersebut juga disebabkan ketidaksigapan sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini pengemudi dan kernet yang tidak prima.

Sandiaga menyebut, kondisi SDM dan moda transportasi itulah yang semestinya perlu disiapkan sertifikasi dan ditindak tegas.

"Sekali lagi saya tidak setuju (dengan pelarangan study tour oleh Disdik sejumlah daerah)," tegasnya.

Dia melanjutkan, perjalanan wisata dengan tujuan edukasi yang biasa dilakukan oleh para pelajar bukan hanya meramaikan pariwisata Indonesia.

Kegiatan ini juga memberikan experiential learning yang memacu siswa belajar langsung dari pengalamannya selama berwisata.

Tak kalah penting, study tour pun memberikan pengalaman yang akan meninggalkan kenangan bagi para pelajar.

"Jadi bukan hanya menguntungkan ekosistem pariwisata, tapi juga ada dampak positifnya (bagi siswa)," tutur Sandiaga.

Baca juga: Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com