Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Tidak Berasal dari China, dari Mana Wabah Corona Perancis?

Kompas.com - 29/04/2020, 21:18 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Akan tetapi, tidak ada bukti langsung yang menunjukkan bahwa mereka terpapar virus tersebut pada negara-negara yang mereka kunjungi.

Adapun sampel yang diuji berikutnya secara genetis berusia lebih tua daripada sampel pertama dari kelompok virus ini.

Menurut peneliti, temuan ini mungkin dapat dijelaskan dengan kemungkinan bahwa transmisi lokal telah terjadi di Perancis dalam beberapa waktu tanpa terdeteksi oleh otoritas kesehatan.

Pemerintah Perancis mungkin telah melewatkan deteksi transmisi ini.

Baca juga: Dokter yang Bunuh Diri Ini Pahlawan Garda Terdepan Perlawanan Virus Corona di New York

Mayoritas pasien tanpa gejala dan gejala ringan

Menurut para peneliti, sebagian besar dari pasien-pasien tersebut menunjukkan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.

Peneliti juga menemukan bahwa tiga sequence atau urutan selanjutnya, yang sampelnya diambil di Algeria, menunjukkan hubungan dekat dengan sampel yang diambil di Perancis.

Artinya, ada kemungkinan bahwa wisatawan dari Perancis menyebarkan virus tersebut di negara-negara Afrika dan menyebabkan wabah di sana.

Baca juga: Lolos Pandemi 1918, Nenek 101 Tahun Ini juga Selamat dari Virus Corona

Seorang Profesor Ilmu Biologi Benjamin Neuman mengatakan bahwa jenis virus Perancis kemungkinan datang dari Belgia.

Belgia merupakan tempat klaster beberapa sekuens yang sebagian besar berhubungan dengan jenis virus asli dari China.

"Sejak virus SARS-CoV-2 awal di Eropa terlihat menunjukkan asosiasi dengan Belgia. Kemungkinan bahwa virus menyebar dari Belgia ke Italia dan Perancis dalam waktu yang hampir bersamaan menjadi masuk akal" kata dia. 

Baca juga: Update Corona di NTB: Tambah 3 Pasien Positif, Seluruhnya dari Klaster Gowa

Virus beradaptasi di tubuh manusia

Kini, Perancis termasuk ke dalam daftar negara atau wilayah dengan jumlah kasus virus corona yang semakin tumbuh di mana tidak ada hubungan langsung yang dapat dijelaskan antara China dan wabah lokal yang terjadi.

Berdasarkan penelitian, jenis paling dominan dari virus yang ditemukan di Rusia dan Australia juga datang dari Eropa dan AS.

Beberapa ilmuwan lain, termasuk Direktur National Institute of Health AS Francis Collins mengatakan bahwa ada kemungkinan virus telah menyebar pada manusia selama bertahun-tahun tanpa menyebabkan wabah yang terdeteksi.

Virus pun telah beradaptasi dengan baik pada tubuh manusia. 

Baca juga: Pemkot Bandar Lampung Akhirnya Menerima Status Zona Merah Corona

Beberapa gen yang mengatur ikatannya dengan sel inang ditemukan serupa atau identik dengan yang ditemukan pada beberapa virus paling menular pada manusia seperti HIV dan Ebola.

Menurut beberapa perkiraan, muasal dari SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, telah meninggalkan kelelawar antara 50-70 tahun yang lalu.

Sebuah studi terbaru oleh sekelompok ahli genetik di Oxford University memperkirakan bahwa wabah pertama dari pandemi saat ini mungkin sudah dimulai sejak September tahun lalu.

Mereka menemukan bahwa jenis yang dominan menyebar di China dan Asia secara genetis lebih muda daripada beberapa jenis yang tersebar di AS.

Baca juga: Setelah Berlakukan PKM, Pemkot Semarang Tambah Ruas Jalan yang Ditutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Tren
Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Tren
Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Tren
13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

Tren
Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com