Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disorientasi Waktu Saat Pandemi Corona, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 29/04/2020, 17:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada sebuah pertanyaan yang mungkin seringkali terlontar, baik dengan sadar maupun tidak, terutama saat banyak menjalani kegiatan di rumah saja. 

"Ini hari apa ya?"

Pertanyaan yang sering muncul selama pandemi virus corona tersebut menjadi penanda bahwa orang-orang mulai melupakan sebuah detail yang paling sederhana sekalipun, yaitu waktu.

Hari Selasa jadi hari Kamis, hari Rabu jadi hari Selasa. Nama-nama hari tidak lagi begitu diingat, yang ada hanya kemarin, hari ini, dan besok.

Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Perempuan 62 Tahun yang Sembuh Corona Sampaikan Ini

Disorientasi waktu ini juga dapat mempengaruhi konsentrasi dan produktivitas, seolah-olah otak bekerja lebih lambat dari pada biasanya.

Melansir CNN, para ahli menyebut bahwa ada hubungan dengan bagaimana pandemi berdampak pada kondisi kognitif kesehatan seseorang, yaitu kemampuan berpikir, belajar, dan mengingat.

Namun, apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kondisi seperti semula?

Baca juga: Cilegon Catatkan Kasus Corona Pertama, Pasien Diduga Tertular di Tangerang

Rutinitas hilang

Kerja tubuh juga banyak bergantung pada lingkungan, mulai dari sinar matahari hingga kondisi sosial. 

"Rutinitas yang kita lakukan setiap harinya, seperti perjalanan pagi dan sore, mengatur waktu makan, hingga beribadah, dapat membantu kita tetap mengetahui hari apa saat itu," kata Profesor Psikiatri di University of California Elissa Epel.

Menurut Epel, sebagian dari rutinitas tersebut hilang saat sebagian besar orang harus tetap di rumah saja sehingga batas-batas waktu tersebut menjadi tidak jelas lagi.

"Kita kehilangan rutinitas-rutinitas dari hari-hari lalu. Sekarang, akhir pekan terlihat sama dengan hari kerja," kata dia. 

Sebab, pekerjaan pun dilakukan di rumah sehingga seringkali sejumlah orang merasa bekerja lebih lama hingga melupakan akhir pekan.

Baca juga: Lockdown karena Virus Corona, Begini Bazar Ramadhan Virtual di Malaysia...

Hilangnya rutinitas juga berarti lebih banyak energi mental yang dihabiskan untuk menentukan apa yang akan dilakukan pada hari tersebut.

Sementara, bagi mereka yang masih harus pergi bekerja, rutinitas juga terlihat sangat berbeda. 

Ada ketegangan mental mengingat aturan jarak fisik, keharusan menggunakan masker, hingga menghindari menyentuh permukaan benda tertentu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com