Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Kompas.com - 09/05/2024, 12:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai menyerang dan menginvasi Kota Rafah, Palestina pada Senin (6/5/2024).

Serangan Israel ke Rafah dilakukan saat wakil Hamas, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat berkumpul di Kairo untuk membahas gencatan senjata antara Hamas dan Israel, diberitakan Vox, Senin (6/5/2024).

Hamas dilaporkan menyetujui proposal gencatan senjata pada Senin kemarin. Namun, Israel justru menolak rencana tersebut dan melanjutkan serangan ke Rafah.

Sehari sebelum Hamas menyetujui proposal gencatan senjata, Minggu (5/5/2024), pasukan Israel menjatuhkan selebaran lewat udara untuk warga Rafah yang berisi perintah mengungsi.

Perintah tersebut menyebabkan banyak orang melarikan diri menuju Rafah bagian utara yang sudah rusak akibat perang selama hampir delapan bulan terakhir.

Lalu, apa alasan Israel menolak proposal gencatan senjata padahal telah disetujui Hamas?

Baca juga: Isi Perjanjian Gencatan Senjata yang Ditolak Israel


Alasan Israel tolak proposal gencatan senjata

Perwakilan kantor pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengumumkan kelompoknya menerima proposal gencatan senjata dengan Israel.

“Setelah Hamas menyetujui usulan para mediator untuk melakukan gencatan senjata, kini keputusan berada di tangan Israel, apakah mereka akan menyetujui perjanjian gencatan senjata atau menghalanginya,” kata pejabat Hamas, dikutip dari Business Standard, Selasa (7/5/2024).

Namun, pejabat Israel menyebut proposal dari Hamas tidak sesuai persyaratan yang sudah disetujui pihak Israel bersama Mesir selaku negara penengah. Mereka yakin ada klausul tambahan dalam proposal itu.

Klausul baru ini kabarnya berisi kepastian cara dan waktu perang Israel-Hamas yang tengah berlangsung akan berakhir.

Hamas dilaporkan menuntut perang segera berakhir. Sayangnya, Israel berulang kali menolak perang harus berakhir sebagai syarat kesepakatan pengembalian sandera dari Hamas.

Sebaliknya, Israel bersikeras akan melanjutkan pertempuran setelah kesepakatan itu selesai. Ini dilakukan untuk mencapai tujuannya, yakni mendapatkan sandera serta menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga pernah bersumpah proposal pembebasan sandera tidak menghentikan pasukan menghancurkan benteng terakhir Hamas di Kota Rafah.

Kabinet Perang Israel juga memutusan untuk melanjutkan operasi ke Rafah untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas.

Baca juga: Alasan Israel Alihkan Serangan dari Gaza ke Rafah, Kota Pertahanan Terakhir Warga Palestina

Mengancam karier Netanyahu

Kabinet perang Israel, diketuai oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (ketiga dari kanan), mengadakan pertemuan di Tel Aviv, Israel pada 14 April 2024 lalu. Baru-baru ini mereka menyetujui untuk melanjutkan operasi militer di Rafah.Kantor Pers Pemerintah Israel via Anadolu Agency Kabinet perang Israel, diketuai oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (ketiga dari kanan), mengadakan pertemuan di Tel Aviv, Israel pada 14 April 2024 lalu. Baru-baru ini mereka menyetujui untuk melanjutkan operasi militer di Rafah.
Para analis percaya Israel menolak gencatan senjata permanen dengan Hamas karena alasan lain termasuk melanjutkan perang di Palestina, diberitakan Al Jazeera, Selasa (7/5/2024).

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

Tren
SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

Tren
Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Tren
Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Tren
Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Tren
Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Tren
BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

Tren
MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

MRT Jakarta Beroperasi Normal Usai Sempat Dihentikan karena Material Jatuh

Tren
Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Beredar Video Oknum Suporter Serang KA Pasundan di Stasiun Surabaya Gubeng, Ini Kata Daop 8

Tren
Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Israel Sebut Perang Melawan Hamas Diperkirakan hingga Akhir Tahun 2024

Tren
Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Kumpulan Ucapan dan Twibbon Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2024

Tren
Bantah Maju Pilkada Jakarta 2024 bersama Kaesang, Budisatrio: Gerindra Sudah Ada Nama

Bantah Maju Pilkada Jakarta 2024 bersama Kaesang, Budisatrio: Gerindra Sudah Ada Nama

Tren
Kasus Penguntitan Jampidsus Kejagung, Polri Tak Ungkap Motifnya

Kasus Penguntitan Jampidsus Kejagung, Polri Tak Ungkap Motifnya

Tren
7 Obat Herbal Paling Populer dan Manfaatnya bagi Kesehatan

7 Obat Herbal Paling Populer dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Tren
Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP: Cara Daftar, Kelompok, dan Jumlahnya

Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP: Cara Daftar, Kelompok, dan Jumlahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com