KOMPAS.com - Israel mulai mengerahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk menyerang Kota Rafah, Palestina pada Senin (6/5/2024).
Tindakan itu dilakukan setelah Israel selama berbulan-bulan menyerang Gaza sebagai upaya membalas serangan Hamas yang dilakukan pada 7 Oktober 2023.
Tak hanya melakukan penyerangan, pasukan militer Israel kemudian menginvasi kota yang berada di wilayah paling selatan Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir tersebut.
Rafah dikenal sebagai kota pertahanan terakhir bagi warga Palestina. Diperkirakan, setidaknya 1,4 juta warga mengungsi ke kota tersebut.
Penyerangan Israel ini dikhawatirkan akan menimbulkan banyak korban jiwa.
Lantas, apa alasan Israel mengalihkan serangan dari Gaza ke Rafah?
Baca juga: Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel
Pada Minggu (5/5/2024) malam, pasukan Israel menjatuhkan selebaran dari udara kepada warga Rafah untuk memerintahkan warga pergi mengungsi dari wilayah timur kota tersebut menuju zona aman.
Perintah mengungsi tersebut menyebabkan banyak keluarga melarikan diri menuju Rafah bagian utara. Padahal, daerah tersebut telah rusak parah akibat perang selama hampir delapan bulan terakhir.
Juru bicara IDF Daniel Hagari mengungkapkan, serangan ke Rafah dimulai beberapa jam kemudian pada keesokan harinya.
Serangan Israel ke Rafah dilakukan ketika perwakilan Hamas, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat berkumpul di Kairo, Mesir untuk membahas gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Hamas dilaporkan menyetujui proposal gencatan senjata pada Senin kemarin. Namun, Israel menolak rencana tersebut dan malah melakukan serangan ke Rafah.
“Pasukan IDF sekarang menyerang dan beroperasi terhadap sasaran organisasi Hamas dengan cara yang ditargetkan," ujar Hagari, diberitakan Vox, Senin (6/5/2024).
Sementara itu, kantor kabinet Israel mengungkapkan, mereka memutuskan akan melanjutkan operasi di Rafah meski sambil melanjutkan perundingan terkait gencatan senjata
"Untuk memberikan tekanan militer terhadap Hamas guna mendorong pembebasan sandera kami dan tujuan perang lainnya," tulis pernyataan kabinet tersebut.
Baca juga: Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah