Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Kompas.com - 09/05/2024, 10:01 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warganet perempuan meluapkan kekecewaannya lewat unggahan di media sosial usai mengetahui dirinya pernah disunat sewaktu bayi.

Unggahan tersebut dia bagikan melalui akun media sosial X atau Twitter @gavlliard, Selasa (7/5/2024).

Dalam unggahannya, ia menyayangkan tindakan sunat bayi yang masih dianggap tradisi oleh sebagian besar orang.

"SIAPA SIH YANG NGIDE BUAT SUNAT BAYI CEWE? SEMOGA YANG NYUNAT GUE WAKTU BAYI DULU MASUK NERAKA. gue beneran nangis bgt gemeter setelah ngeberaniin diri nanya ini ke orang tua, TERNYATA GUE DISUNAT," tulisnya.

Hingga Kamis (9/5/2024), unggahan itu viral usai ditonton 3,6 juta kali, dibagikan ulang 2.366 kali, dan disukai 12.900 warganet.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluarkan resolusi WHA61.16 tentang penghapusan sunat perempuan pada 2008.

WHO melarang tindakan Female Genital Mutilation (FGM) yang dikenal sebagai sunat perempuan.

Lalu, apa risiko jika perempuan disunat dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan korban?

Baca juga: Ramai soal Sunat Perempuan yang Dilarang Kemenkes, Ini Risikonya


Risiko dan bahaya sunat perempuan

Dokter spesialis obgyn RSIA Anugerah Semarang, Irwin Lamtota Lumbanraja mengungkapkan tindakan sunat perempuan memang sudah dilarang.

"Sunat perempuan atau Female Genital Mutilation (FGM) dilarang oleh WHO dan Kemenkes (Kementerian Kesehatan)," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (8/5/2024).

Menurut Irwin, tindakan sunat perempuan dilakukan dengan berbagai bentuk seperti menggores klitoris sampai mengambil dan menutup liang kemaluan perempuan.

Dia menyebut, perempuan yang disunat dapat mengalami nyeri pada organnya, tidak bisa menstruasi, bahkan tidak mampu hamil.

Selain itu, sunat perempuan juga dapat memengaruhi saat perempuan tersebut melakukan hubungan seksual.

"Sehingga badan kesehatan dunia dan nasional sudah melarang praktek ini," tegasnya.

Irwin menyebut, kondisi nyeri serta sulit menstruasi dan tidak bisa hamil itu terjadi karena organ perempuan terluka atau dimutilasi akibat sunat.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Negara Azerbaijan?

Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Negara Azerbaijan?

Tren
Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan 'No Viral No Justice'

Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan "No Viral No Justice"

Tren
Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Tren
Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Tren
Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Tren
Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Tren
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Tren
Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Tren
6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

Tren
Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Tren
Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Ucapan dan Twibbon Hari Kebangkitan Nasional 2024

Tren
Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Polisi Ungkap Kronologi Pesawat Latih Jatuh di BSD Tangerang Selatan

Tren
Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Kasus Covid-19 di Singapura Naik Nyaris 2 Kali Lipat, Diproyeksi Meledak Juni 2024

Tren
Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Helikopter yang Bawa Presiden Iran Jatuh, Pencarian Masih Berlanjut

Tren
Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Alasan Tidak Boleh Minum Teh Saat Perut Kosong, Ini yang Akan Terjadi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com