Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Virus Corona, Pemerintah Larang Pendatang dari 2 Wilayah Ini di Korea Selatan

Kompas.com - 06/03/2020, 19:28 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan kebijakan bagi pendatang dari tiga negara yang dinilai mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan pada Jumat (6/3/2020).

Adapun tiga negara tersebut, yakni Iran, Italia, dan Korea Selatan.

Kebijakan itu baru akan diimplementasikan pada Minggu (8/3/2020) mendatang.

Baca juga: Viral Driver Ojol Pakai Masker Gas karena Takut Terkena Virus Corona

Menanggapi hal itu, Kedutaan Besar RI (KBRI) Seoul melalui akun Instagramnya, @kbri_seoul mengunggah kebijakan baru tersebut.

Berikut rinciannya:

1. Bagi para pendatang/travellers yang dalam 14 hari terakhir sebelum ketibaan di Indonesia melakukan perjalanan di kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do) dilarang masuk/transit di wilayah Indonesia.

2. Seluruh pendatang/travellers yang dalam 14 hari terakhir sebelum ketibaan di Indonesia tidak melakukan perjalanan di kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do), wajib menunjukkan surat keterangan sehat (health certificate) yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan Korea Selatan, kepada pihak maskapai penerbangan pada saat check in di bandara.

3. Bagi pendatang/travellers yang tidak dapat menunjukkan surat keterangan sehat (health certificate) tersebut, akan ditolak masuk/transit di wilayah Indonesia.

4. Sebelum mendarat, seluruh pendatang/travellers wajib mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) yang telah disiapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

5. Seluruh pendatang/travellers wajib menjawab pertanyaan di Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) tentang riwayat perjalanan di Korea Selatan selama 14 hari terakhir sebelum ketibaan di wilayah Indonesia. Jika didapati yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do), maka yang bersangkutan akan ditolak masuk/transit di wilayah Indonesia.

6. Bagi WNI yang telah melakukan perjalanan di Korea Selatan, terutama dari kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do), akan dilakukan pemeriksaan kesehatan tambahan di bandara ketibaan di Indonesia.

7. Kebijakan ini akan mulai berlaku pada hari Minggu, 8 Maret 2020, pukul 00.00 WIB.

8. Kebijakan ini bersifat sementara dan akan dievaluasi sesuai dengan perkembangan.

9. Penjelasan lebih lanjut mengenai kebijakan di atas akan diatur dalam peraturan perundang-undangan.

10. KBRI Seoul akan mengumumkan dan menginformasikan hal tersebut melalui website resmi dan media sosial.

Baca juga: Meluas, Berikut Tindakan Pencegahan Virus Corona di Negara-negara Eropa

Penjelasan KBRI Seoul

Terkait kebijakan tersebut, Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi mengungkapkan, dua wilayah tersebut juga ditetapkan sebagai "special care zone" oleh Pemerintah Korea Selatan.

"Pemerintah Korsel menetapkan Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara sebagai special care zone di mana jumlah kasusnya paling banyak," ujar Umar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/3/2020).

Meski dua wilayah tersebut saat ini menjadi perhatian pemerintah, Umar menjelaskan bahwa masih ada WNI yang tinggal di Daegu dan Gyeongsang Utara.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Indonesia telah melakukan tindakan untuk mengecek kondisi WNI tersebut.

"Kondisi kota masih normal, dari akhir Januari sudah kami teleponin untuk mengecek kondisi, saya juga sudah buka posko di dekat Daegu," kata dia.

Baca juga: Pejabat Korsel yang Bertugas Menangani Virus Corona Dilaporkan Bunuh Diri di Sungai Han

Penularan virus

Sementara itu, terkait wabah virus corona yang meluas, Umar juga telah mengirimkan masker, obat-obatan, dan vitamin kepada para WNI.

Yang perlu diperhatikan tentang penularan virus yakni dengan tidak membuat acara kumpul-kumpul yang membuat orang berkerumun.

Adapun virus corona dapat menular melalui droplet dari pasien.

Diketahui, mahasiswa dan pelajar lain yang ada di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara masih menikmati libur.

Namun, ada beberapa mahasiswa yang sudah mulai dengan perkuliahan online.

Guna menanggulangi virus corona, Umar menjelaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi untuk menyampaikan informasi dan logistik kepada WNI di Daegu dan Provinsi Gyeongsang Utara.

"Kita terus bekerja sama dan koordinasi untuk memberikan informasi, edukasi, sampai kepada bantuan masker dan hand sanitizer ke masyarakat kita. InsyaAllah cepat teratasi krisisnya," imbuhnya.

Baca juga: Saat Infeksi Virus Corona di Korea Selatan Terus Melonjak Tajam...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Meninggal Kecelakaan Helikopter

Tren
Bisa Gratis, Ini 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Bisa Gratis, Ini 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS Kesehatan

Tren
Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Fakta Jatuhnya Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Ini Daftar Korban Lainnya

Tren
Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?

Tren
Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Mengapa Presiden Iran Ikut Meresmikan Bendungan di Azerbaijan?

Tren
Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan 'No Viral No Justice'

Kasus Vina Cirebon, Nirbhaya New Delhi, dan "No Viral No Justice"

Tren
Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Kisah Ayah-Anak Berlayar ke Titik Terpencil di Dunia, Ombak dan Badai Bukan Bahaya Terbesar

Tren
Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Urutan Lengkap 6 Buku Bridgerton Sesuai Kronologi Ceritanya, Beda dari Netflix

Tren
Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Seluruh Bagian Pesawat Hangus Terbakar, Harapan Presiden Iran Selamat Sangat Tipis

Tren
Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Ramai soal Pembalut Wanita Bekas Dicuci atau Langsung Dibuang, Ini Kata Dokter

Tren
Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Helikopter yang Membawa Presiden Iran Ditemukan, Seluruh Bagian Hangus Terbakar

Tren
Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Benarkah Pembangunan Tol Jadi Solusi Jalanan Rawan Longsor di Sumatera Barat?

Tren
6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

6 Fakta Pesawat Latih Jatuh di BSD, Sempat Hilang Kontak

Tren
Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Cerita Perempuan di Surabaya, 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com