Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Presiden RI yang Dipilih oleh MPR?

Kompas.com - 19/10/2023, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah presiden Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu) pada 2004.

Sebelum tahun 2004, cara pemilihan presiden di Indonesia berbeda. Pihak yang memilih presiden pada masa Orde Baru adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Sejak era Soekarno, MPR merupakan lembaga tertinggi negara dan pemegang kedaulatan rakyat.

Hal itu tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945, "Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat."

Sebagai lembaga negara tertinggi, MPR bisa melantik pesiden dan wakil presiden.

Wewenang MPR ini baru hilang setelah amendemen UUD keempat, di mana rakyat akhirnya bisa memilih presiden dan wakil presiden secara langsung dalam pemilu.

Lantas, siapa saja presiden yang dipilih oleh MPR?

Baca juga: De-Soekarnoisasi, Upaya Soeharto Melemahkan Pengaruh Soekarno

Soeharto

Presiden yang dipilih oleh MPR adalah Soeharto, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri.

Pada 1965, gejolak politik yang mewarnai pemerintahan Presiden Soekarno mencapai puncaknya.

Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 di mana Partai Komunis Indonesia (PKI) dituding sebagai dalangnya, memicu pergolakan yang berlangsung hingga Maret 1966.

Dari situlah lahir Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), berisi tentang instruksi Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto, yang saat itu menjabat Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal jalannya pemerintahan.

Jenderal Soeharto sebagai pemegang mandat Supersemar menerima pangkat sebagai jenderal bintang empat pada 1 Juli 1966.

Baca juga: Di Mana Naskah Supersemar yang Asli?

Selajutnya, melalui sidang istimewa MPRS (MPR Sementara) pada Maret 1967, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden dan resmi menjadi Presiden RI mulai 1968.

Sejak itu, pergantian pemimpin pada masa Orde Baru masih terus berada di bawah wewenang MPR.

Soeharto kembali dipilih oleh MPR menjadi presiden pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Hal itu terjadi karena mayoritas anggota MPR berasal dari fraksi Karya Pembangunan (Golkar) dan ABRI, yang notabene adalah pendukung setia Soeharto.

Pada 11 Maret 1998, Soeharto resmi dilantik kembali sebagai Presiden RI untuk ketujuh kalinya, di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan protes keras terhadap pemilihannya.

Alhasil, masa kekuasaan Soeharto tidak bertahan lama. Pada 21 Mei 1998, Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden RI.

Dalam pidatonya, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan Presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada BJ Habibie, Wakil Presiden RI kala itu.

Baca juga: Kronologi Pengunduran Diri Presiden Soeharto

Abdurrahman Wahid

Dalam sejarah Indonesia, dimulainya masa Reformasi ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto.

Kendati demikian, sebagaimana pada masa Orde Baru Presiden RI dipilih oleh MPR.

Abdurrahman Wahid, atau akrab dipanggil Gus Dur, menjabat Presiden RI ke-4 mulai 20 Oktober 1999.

Gus Dur tidak lama menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia. Ia resmi berhenti dari jabatan Presiden RI dalam Sidang Istimewa MPR pada 23 Juli 2001 setelah mandatnya dicabut oleh MPR.

Baca juga: Kebijakan Abdurrahman Wahid pada Masa Reformasi

Megawati Soekarnoputri

Megawati Soekarnoputri termasuk salah satu Presiden RI pasca-Reformasi yang dipilih oleh MPR.

Megawati, yang sebelumnya menjadi wakil presiden, menggantikan Gus Dur yang harus berhenti dari jabatan Presiden sebelum masa baktinya usai.

Megawati Soekarnoputri menjabat Presiden RI ke-5 mulai 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004.

Sejak 2004, presiden dan wakil presiden Indonesia dipilih langsung oleh rakyat dalam penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) yang bersifat nasional dan mandiri.

Artinya, yang berhak memilih presiden adalah rakyat, bukan lagi MPR.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden Indonesia pertama yang dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilu tahun 2004 yang berlangsung selama dua periode.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Stori
Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus

Stori
Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Stori
Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Stori
Prasangka dalam Keberagaman

Prasangka dalam Keberagaman

Stori
Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Sejarah Kedatangan Jepang ke Pulau Jawa

Stori
Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Kenapa Khalifah Al-Adil I Dijuluki Pedang Iman?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com