Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pemilu 1955: Tujuan, Asas, Peserta, dan Hasilnya

Kompas.com - 04/04/2024, 09:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber KPU RI

KOMPAS.com - Pemilihan umum (pemilu) tahun 1955 merupakan pemilu pertama dalam sejarah Indonesia, yang bersifat nasional.

Pemilu 1955, yang terselenggara pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, dinilai sebagai pemilu yang paling demokratis karena dilakukan dengan jujur, terbuka, dan bebas tanpa paksaan.

Proses pelaksanaan Pemilu 1955 berlangsung dalam dua tahap, yakni pada 29 September 1955 dan pada 15 Desember 1955. 

Berikut ini sejarah Pemilu 1955 dan hasilnya.

Baca juga: Mengapa Pemilu 1955 Disebut Paling Demokratis di Indonesia?

Tujuan Pemilu 1955

Tujuan dilaksanakannya pemilu pada tahun 1955 adalah untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Konstituante.

Pada tanggal 29 September 1955 dilaksanakan pemilihan umum yang pertama yang bertujuan untuk memilih anggota DPR.

Kemudian, pemilu tahap dua pada 15 Desember 1955, dilakukan untuk memilih anggota Dewan Konstituante.

Pemerintah sebenarnya telah merencanakan pemilu pertama Indonesia akan diselenggarakan pada Januari 1946.

Namun, karena berbagai kendala yang dihadapi pemerintahan yang baru berdiri, termasuk belum siapnya penyusunan perangkat UU Pemilu dan belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antarkekuatan politik dan gangguan dari luar yang mengancam kedaulatan Indonesia, pemilu pertama baru terealisasi pada 1955 atau sepuluh tahun setelah Indonesia merdeka.

Baca juga: Kenapa Pemilu Pertama di Indonesia Gagal Dilaksanakan pada 1946?

Asas Pemilu 1955

Asas pemilu Indonesia pada tahun 1955 ada enam, yaitu:

  • Jujur, artinya pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
  • Umum, artinya semua warga negara yang telah memenuhi persyaratan minimal dalam usia, mempunyai hak memilih dan dipilih.
  • Berkesamaan, artinya semua warga negara yang telah mempunyai hak pilih mempunyai hak suara yang sama, yaitu masing-masing satu suara.
  • Rahasia, artinya pemilih dalam memberikan suara dijamin tidak akan diketahui oleh siapapun dan dengan cara apapun mengenai siapa yang dipilihnya.
  • Bebas, artinya setiap pemilih bebas menentukan pilihannya menurut hati nuraninya, tanpa ada pengaruh, tekanan, paksaan dari siapapun dan dengan cara apapun.
  • Langsung, artinya pemilih langsung memberikan suaranya tanpa perantara dan tanpa tingkatan.

Baca juga: Pemilu Tahun 1977: Peserta, Tujuan, dan Pemenang

Peserta Pemilu 1955

Pada Pemilu 1955, peserta tidak hanya terdiri dari partai politik (parpol), tetapi juga organisasi massa dan calon perorangan (non-partai).

Dalam pemilihan anggota DPR, terdapat 118 peserta yang terdiri dari 36 partai politik, 34 organisasi massa, dan 48 individu (calon perorangan), yang bersaing untuk memperebutkan 257 kursi di DPR.

Sedangkan dalam pemilihan anggota Konstituante, terdapat 91 peserta yang terdiri atas 39 partai politik, 23 organisasi massa, dan 29 individu, yang bersaing untuk merebut 520 kursi anggota Konstituante.

Beberapa partai yang ikut dalam Pemilu 1955 antara lain, Partai Nasional Indonesia (PNI), Nahdatul Ulama (NU), Masyumi, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan lain-lain.

Saat itu, jumlah rakyat Indonesia yang memenuhi syarat untuk ikut pemilu adalah 43.104.464 orang.

Dari jumlah tersebut, 86,5 persen atau 37.875.229 rakyat Indonesia menggunakan hak suaranya.

Baca juga: Pemilu Tahun 1997: Peserta, Pelaksanaan, dan Pemenang

Hasil Pemilu pertama 1955

Hasil perolehan suara Pemilu 1955 untuk anggota DPR diumumkan secara resmi oleh Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) dalam rapat terbuka yang diselenggarakan pada 1 Maret 1956, di Jakarta.

Pada kesempatan tersebut, Ketua PPI S Hadikusumo menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan dan hasil perolehan suara Pemilu 1955 kepada peserta rapat yang terdiri dari anggota PPI, pimpinan partai politik, dan perwakilan pemerintah.

Melansir kpu.go.id, berikut hasil pemilu 1955 untuk anggota DPR, dari 10 partai yang memperoleh suara terbanyak.

Peserta pemilu Persentase suara Jumlah kursi
Partai Nasional Indonesia (PNI) 22,32 57
Masyumi 20,92 57
Nahdlatul Ulama (NU) 18,41 45
Partai Komunis Indonesia (PKI) 16,36 39
Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 2,89 8
Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 2,66 8
Partai Katolik 2,04 6
Partai Sosialis Indonesia (PSI) 1,99 5
Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 1,43 4
Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1,28 4

Baca juga: Sejarah Pilpres Pertama di Indonesia

Pada 14 Juli 1956, PPI mengumumkan hasil perhitungan suara untuk Konstituante.

Jumlah kursi anggota Konstituante yang diberikan ada 520, tetapi Irian Barat tidak dapat melakukan pemilihan sehingga jatah kursi dikurangi enam menjadi 514 kursi.

Terdapat 34 peserta Pemilu 1955 yang memperoleh kursi di Konstituante.

Berikut ini 10 besar hasil Pemilu 1955 untuk anggota Konstituante.

Peserta pemilu Persentase suara Jumlah kursi
Partai Nasional Indonesia (PNI) 23,97 119
Masyumi 20,59 112
Nahdlatul Ulama (NU) 18,47 91
Partai Komunis Indonesia (PKI) 16,47 80
Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 2,80 16
Partai Kristen Indonesia (Parkindo) 2,61 16
Partai Katolik 1,99 10
Partai Sosialis Indonesia (PSI) 1,84 10
Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) 1,44 8
Pergerakan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1,23 7

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa PNI menjadi partai yang menang telak dalam Pemilu 1955, baik untuk anggota DPR maupun anggota Dewan Konstituante.

 

Referensi:

  • ANRI. (2019). Naskah Sumber Arsip Jejak Demokrasi Pemilu 1955. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com