Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pelopor Rapat Raksasa di Lapangan Ikada?

Kompas.com - 02/04/2024, 23:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Rapat Raksasa di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) merupakan pertemuan bersejarah antara pemerintah RI dengan rakyat, yang terjadi pada 19 September 1945.

Peristiwa ini bertempat di Lapangan Ikada, sekarang menjadi lokasi berdirinya Monumen Nasional (Monas).

Pelopor pelaksanaan rapat raksasa di Lapangan Ikada yang mempertemukan para pemimpin perjuangan kemerdekaan dengan rakyatnya adalah Komite van Aksi.

Lantas, siapa Komite van Aksi dan apa tujuan mereka menggerakkan aksi massa pada suatu rapat raksasa di Lapangan Ikada?

Baca juga: Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia

Siapa Komite van Aksi?

Komite van Aksi merupakan komunitas yang terdiri dari para pemuda dan mahasiswa, terutama pemuda-pemuda dari Prapatan 10 dan Menteng 31.

Kedua kelompok itu pula yang terlibat dalam mendesak Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan ketika Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu.

Komite van Aksi berisikan tokoh-tokoh penting dan berpengaruh seperti, Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Pandu Kartawiguna, Armunanto, Maruto Nitimihardjo, dan Djohar Nur.

Mereka membentuk Komite van Aksi pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan dibacakan.

Komite van Aksi berperan dalam menggalang kekuatan rakyat pada rapat besar yang dilaksanakan di Lapangan Ikada dan meyakinkan para tokoh penting untuk hadir.

Pasalnya, para pemimpin negara, seperti Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan para menteri, memperhitungkan berbagai kemungkinan tidak terduga.

Kemungkinan yang dimaksud adalah reaksi pihak Jepang yang dapat merugikan perjuangan Indonesia.

Baca juga: Rapat Raksasa di Lapangan Ikada: Latar Belakang, Penggagas, dan Tujuan

Tujuan diadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada yang diinisiasi Komite van Aksi adalah agar para pemimpin negara dapat berbicara di hadapan rakyat secara langsung guna menegaskan atau memberi kepastian bahwa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan dan akan mempertahankan kedaulatan negara yang baru berumur satu bulan.

Setelah peristiwa proklamasi kemerdekaan, bentrokan sering terjadi antara para pemuda Indonesia dengan penguasa militer Jepang.

Saat itu, Jepang belum angkat kaki dan akan menyerahkan status quo Indonesia kepada pihak Sekutu.

Bahkan sudah sebulan setelah peristiwa proklamasi, tidak ada perubahan yang nyata di Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com