Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Conrad Theodor van Deventer, Pelopor Politik Etis

Kompas.com - 09/04/2024, 15:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Conrad Theodor van Deventer adalah seorang ahli hukum, penulis, dan anggota parlemen Belanda.

Dalam sejarah Indonesia, namanya dikenal sebagai tokoh pelopor Politik Etis.

Melalui tulisannya yang berjudul Een Ereschuld (Utang Kehormatan), Van Deventer menggambarkan situasi rakyat Indonesia yang tersiksa lantaran terus dieksploitasi pemerintah Belanda.

Inti dari tulisan ini adalah saran untuk menciptakan kemakmuran koloni melalui tiga cara, yakni pendidikan, irigasi, dan kolonisasi (transmigrasi).

Tiga saran itulah yang mengilhami tiga program Politik Etis atau politik balas budi kepada rakyat Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai Trilogi van Deventer.

Berikut ini biografi Conrad Theodor van Deventer.

Baca juga: 3 Tokoh Politik Etis

Perjalanan karier Van Deventer

Conrad Theodor van Deventer lahir pada 29 September 1857, di Dordrecht, Belanda.

Ia adalah putra seorang guru sekolah menengah (HBS), dan di sekolah itu pula Van Deventer menamatkan pendidikannya.

Van Deventer kemudian melanjutkan ke Universitas Leiden untuk menempuh pendidikan jurusan hukum.

Ia lulus pada 1879, dengan disertasi doktoralnya berjudul Zijn naar de grondwet onze kolonien delen van het rijk (Menurut Konstitusi, Koloni Kita Adalah Bagian dari Kerajaan Belanda).

Setelah menamatkan pendidikan, Van Deventer mendaftar pada seleksi calon pegawai tinggi koloni dan diterima sebagai panitera di Dewan Kehakiman di Hindia Belanda (Indonesia).

Pada September 1880, Van Deventer bersama sang istri berangkat ke Hindia Belanda untuk meniti karier sebagai panitera dan pengacara.

Di Hindia Belanda, ia sempat bertugas di Ambon, kemudian dipindahkan ke Semarang pada 1883.

Baca juga: Mengapa Pemerintah Kolonial Belanda Menerapkan Politik Etis?

Ketika di Semarang, Van Deventer mulai aktif menulis terkait masalah-masalah di Hindia Belanda.

Pada 1885, Van Deventer berhenti dari Dewan Kehakiman Semarang untuk menjadi pengacara di firma hukum swasta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com