Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Ekonomi Manusia pada Masa Bercocok Tanam

Kompas.com - 17/05/2024, 16:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa bercocok tanam hadir melalui proses panjang, yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan usaha manusia purba memenuhi kebutuhan hidup.

Pada masa bercocok tanam, kehidupan manusia sudah tidak lagi nomaden (berpindah tempat), melainkan berubah menjadi sedenter (menetap) dan berkelompok membentuk desa sederhana.

Perubahan tersebut dikarenakan pola mencari makan pada masa bercocok tanam berubah.

Manusia pada masa bercocok tanam tidak lagi memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu dan meramu makanan (food gathering), tetapi sudah bisa mengolah makanan mereka sendiri (food producing).

Selain itu, ciri-ciri masa bercocok tanam yakni telah ada pembagian peran yang berbeda dari setiap individu dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Para perempuan bertanggung jawab untuk mengurusi kegiatan di rumah, seperti mengurus anak, mencari kayu, memasak, dan menjaga hewan ternak.

Sedangkan para lelaki bertugas berburu, membuat peralatan, atau melakukan kegiatan berat yang sulit dilakukan oleh perempuan dan anak-anak.

Lalu, bagaimana kehidupan ekonomi masyarakat pada masa bercocok tanam?

Baca juga: Ciri-Ciri Kehidupan pada Masa Berburu dan Meramu Tingkat Awal

Memproduksi tanaman pangan dan beternak

Aktivitas perekonomian yang dilakukan masyarakat pada masa bercocok tanam adalah mengoah lahan dan bertukar barang atau barter.

Sebagaimana disebutkan, yang menjadi aktivitas sehari-hari manusia pada masa bercocok tanam adalah food producing atau mengolah makanan sendiri.

Pada masa bercocok tanam, masyarakatnya mulai membuka hutan yang dijadikan ladang dan menanaminya untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Tanaman yang umumnya ditanam antara lain keladi, ubi, sukun, pisang, buah-buahan, dan beragam umbi-umbian.

Jenis tanaman tertentu seperti keladi membutuhkan air yang cukup, sehingga harus dibuat pematang-pematang maupun sawah yang berundak dengan saluran air.

Oleh sebab itu, manusia purba biasa menempati daerah-daerah yang terbuka dan dekat dengan sumber mata air.

Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air dimanfaatkan pula untuk pengairan tanaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com