KOMPAS.com - Angka Romawi merupakan sistem angka yang dibuat sejak era Romawi kuno, dan masih kerap digunakan hingga kini.
Seperti namanya, yang menciptakan angka Romawi adalah bangsa Romawi, yang membentuk salah satu peradaban paling berpengaruh di dunia dan dikenal menghasilkan banyak penemuan besar dalam sejarah manusia.
Dalam angka Romawi, terdapat tujuh simbol dasar dari abjad Latin yang digunakan dalam sistem bilangan, yakni I, V, X, L, C, D, dan M, yang masing-masing mewakili 1, 5, 10, 50, 100, 500, dan 1.000.
Bangsa Romawi menggunakan simbol-simbol tersebut selama berabad-abad untuk menuliskan angka.
Bahkan, angka Romawi masih digunakan oleh bangsa Eropa hingga akhir Abad Pertengahan.
Berikut ini sejarah penemuan angka Romawi.
Baca juga: Peninggalan Peradaban Romawi Kuno
Sejarah angka Romawi diduga dimulai sekitar abad ke-9 SM.
Angka Romawi diadaptasi dari Alfabet Etruria, yang sebenarnya hasil adaptasi dari angka Attika Yunani.
Angka Attika Yunani memiliki kekurangan karena tidak ditemukan angka nol di dalamnya.
Selain itu, angka Attika Yunani tidak mempunyai metode nyata untuk menghitung nominal di atas beberapa ribu dan harus menambahkan garis di sekitar angka untuk menunjukkan kelipatan.
Dari kekurangan itulah, para intelektual Romawi kuno berupaya mengembangkannya.
Melansir Encyclopedia, angka Romawi dikembangkan pada sekitar tahun 500 SM.
Sejak itu, penggunaan angka Romawi terus menyebar seiring meluasnya wilayah kekuasaan Kerajaan Romawi.
Baca juga: Siapa yang Menemukan Angka Nol?
Bahkan angka Romawi digunakan untuk menulis angka selama berabad-abad, hingga era Republik Romawi, Kekaisaran Romawi, dan Kekaisaran Romawi Timur.
Pada sekitar tahun 1300, angka Romawi mulai digantikan dengan sistem bilangan yang lebih efektif, yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat dunia sampai sekarang.