Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yordania Tingkatkan Kehadiran Tentara di Sepanjang Perbatasan dengan Israel

Kompas.com - 22/11/2023, 08:43 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

AMMAN, KOMPAS.com - Otoritas Yordania memutuskan untuk meningkatkan kehadiran tentara di sepanjang perbatasan dengan Israel.

Mereka memperingatkan bahwa setiap upaya Israel untuk secara paksa mendorong warga Palestina menyeberangi Sungai Yordan akan menjadi pelanggaran terhadap perjanjian perdamaian dengan negara tetangganya itu.

PM Yordania Bisher Khasawneh pada Selasa (21/11/2023) mengatakan, negaranya akan menggunakan semua cara yang ada untuk mencegah Israel menerapkan kebijakan pemindahan untuk mengusir warga Palestina secara massal dari Tepi Barat.

Baca juga: Yordania Berhasil Kirim Bantuan Medis ke RS di Gaza lewat Udara

Konflik Israel-Gaza telah menimbulkan ketakutan yang sudah berlangsung lama di Yordania, yang merupakan rumah bagi sejumlah besar pengungsi Palestina dan keturunan mereka.

Kelompok garis keras ultra-nasionalis sayap kanan yang kini duduk di pemerintahan Israel telah lama mendukung solusi Yordania-Palestina untuk masalah Israel-Palestina.

Israel telah melancarkan pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza sejak serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu. Serangan itu menyebabkan sekitar 1,7 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.

"Setiap pemindahan atau menciptakan kondisi yang mengarah ke sana, Yordania akan menganggapnya sebagai deklarasi perang dan merupakan pelanggaran material terhadap perjanjian damai 1994 dengan Israel," lapor media pemerintah Yordania mengutip pernyataan Khasawneh.

"Hal ini akan menyebabkan lenyapnya perjuangan Palestina dan membahayakan keamanan nasional Yordania," tambah Khasawneh, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Yordania adalah negara Arab kedua setelah Mesir yang menandatangani perjanjian damai.

Negara tersebut memiliki hubungan keamanan yang kuat dengan Israel.

Baca juga: Biden Akan Kunjungi Israel pada Rabu, lalu ke Yordania Temui Presiden Palestina

Namun hubungan tersebut merosot sejak munculnya salah satu pemerintahan sayap kanan dalam sejarah Israel.

"Perjanjian damai akan menjadi selembar kertas di rak yang tertutup debu jika Israel tidak menghormati kewajibannya dan melanggarnya," kata Khasawneh.

Ia menegaskan, setiap ancaman terhadap keamanan nasional Yordania akan menempatkan "semua opsi di atas meja".

Khasawneh menerangkan pengerahan pasukan di sepanjang perbatasan dengan Israel baru-baru ini merupakan bagian dari langkah-langkah untuk melindungi keamanan negara.

Warga dan saksi mata telah melihat barisan besar kendaraan lapis baja dan tank bergerak di sepanjang jalan raya utama yang mengarah ke Lembah Yordan di seberang Tepi Barat dalam beberapa hari terakhir.

Para pejabat mengatakan bahwa tentara sudah dalam keadaan siaga tinggi untuk segala kemungkinan.

Khasawneh mengatakan, tindakan Israel di Tepi Barat dapat memicu kekerasan yang lebih luas, dengan mengutip meningkatnya serangan pemukim Yahudi terhadap warga sipil Palestina sejak serangan 7 Oktober.

Baca juga: Yordania Akan Bangun Ibu Kota Baru di Gurun Hitam

Amerika Serikat (AS) juga telah mendesak Israel untuk mengekang kekerasan pemukim, karena khawatir akan terjadinya konflik yang lebih luas.

"Israel harus menghindari eskalasi apapun di Tepi Barat... Ini adalah garis merah yang tidak dapat diterima oleh Yordania," tambah Khasawneh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com