Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Korban Tewas di Gaza Naik Jadi 14.128 Orang, BRICS Ikut Suarakan Gencatan Senjata

Kompas.com - 22/11/2023, 07:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas di Gaza naik lagi menjadi lebih dari 14.000 orang; 

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas pada Selasa (21/11/2023) mengatakan, jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi 14.128 orang.

Sebelumnya, pemerintah Hamas pada Senin (20/11/2023) mengumumkan, jumlah korban tewas mencapai lebih dari 13.300 orang. Ini berarti ada 700 orang meninggal dunia di Gaza hanya dalam sehari.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Gaza Naik Jadi 13.300 Orang, Seruan Gencatan Senjata Menguat

Pihak berwenang di Gaza menyampaikan, 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan termasuk di antara korban tewas.

Sebagaimana dikutip dari AFP, Pemerintah Hamas juga mengumumkan jumlah korban terluka terbaru akibat serangan Israel, yakni mencapai 33.000 orang.

Kementerian Kesehatan di Gaza sebelumnya mengatakan, tidak dapat memberikan jumlah korban yang pasti karena pertempuran yang sengit membuat jenazah-jenazah tidak dapat ditemukan.

BRICS ikut desak gencatan senjata segera di Gaza

Kelompok negara BRICS ikut menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Dalam sebuah KTT luar biasa pada Selasa, BRICS mendesak diberlakukannya gencatan senjata kemanusiaan segera dan berkelanjutan di Gaza.

Pretoria menjadi tuan rumah pertemuan virtual BRICS yang bertujuan untuk menyusun tanggapan bersama terhadap konflik Israel-Hamas.

BRICs adalah sebuah kelompok negara berkembang utama yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Baca juga: Pemimpin Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel Hampir Tercapai

"Kami menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera, jangka kapanjang, dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan," kata kelompok itu dalam sebuah ringkasan pertemuan.

"Kami menegaskan kembali dukungan kuat kami untuk upaya regional dan internasional yang bertujuan untuk mencapai penghentian permusuhan segera, memastikan perlindungan warga sipil dan penyediaan bantuan kemanusiaan," tambah BRICS dikutip dari AFP.

Sementara itu, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menuduh Israel melakukan kejahatan perang dan genosida di wilayah Palestina.

"Hukuman kolektif terhadap warga sipil Palestina melalui penggunaan kekuatan yang melanggar hukum oleh Israel adalah kejahatan perang. Penyangkalan obat-obatan, bahan bakar, makanan, dan air yang disengaja kepada penduduk Gaza sama saja dengan genosida," kata Ramaphosa.

Pada Selasa, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Israel sudah di depan mata.

Baca juga: Perwakilan RI di Majelis Umum PBB: Komitmen Saja Tak Cukup untuk Capai Gencatan Senjata di Gaza

Mediator Qatar pun mengabarkan bahwa perundingan untuk membebaskan para sandera yang disandera oleh kelompok Hamas sudah berada di "titik terdekat" menuju sebuah kesepakatan.

Para pemimpin dan perwakilan negara-negara BRICS mengatakan bahwa solusi diplomatik jangka panjang untuk konflik Palestina-Israel diperlukan untuk memastikan perdamaian, dengan Presiden China Xi Jinping menyerukan "konferensi perdamaian internasional" untuk mencapai tujuan tersebut.

"Tidak akan ada perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Timur Tengah tanpa solusi yang adil untuk masalah Palestina," kata Xi, yang berbicara melalui seorang penerjemah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com