Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menghitung Jumlah Korban Tewas di Gaza yang Capai Belasan Ribu Jiwa

Kompas.com - 20/11/2023, 19:47 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

GAZA, KOMPAS.com - Di zona perang mana pun, menghitung jumlah korban tewas adalah sebuah tantangan. Demikian halnya yang terjadi di Gaza.

Ketika eskalasi pertempuran di sana meningkat, situasi kacau-balau--dengan bombardir pasukan Israel, pertempuran di darat, pemadaman komunikasi, minimnya pasokan bahan bakar dan infrastruktur yang hancur--membuat informasi akurat mengenai jumlah orang yang tewas menjadi sangat sulit didapatkan.

Para pejabat Palestina mengatakan, kini ada "kesulitan besar" dalam memperoleh informasi terkini karena terputusnya komunikasi di Jalur Gaza.

Baca juga: Pasukan Israel Disebut Tembak Siapa Pun yang Tinggalkan RS Indonesia di Gaza

Kementerian Kesehatan adalah sumber resmi angka kematian di Gaza --yang diperbarui secara berkala.

Pada Senin (13/11/2023) malam, disebutkan 11.240 orang telah tewas, termasuk 4.630 anak-anak, sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang saat ini.

Terbaru, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut jumlah korban jiwa telah mencapai lebih dari 12.000 orang hingga Minggu (19/11/2023).

Israel secara terbuka meragukan angka-angka ini, meskipun baru-baru ini otoritas Israel merevisi angka kematian warga Israel berkurang sekitar 200 orang--dari 1.400 menjadi sekitar 1.200 orang.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia “tidak yakin” pada statistik korban di Gaza. Namun, organisasi internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, mereka tidak punya alasan untuk tidak mempercayai hal tersebut.

BBC telah mempelajari secara rinci bagaimana jumlah korban di Gaza dihitung.

Baca juga: Israel Revisi Korban Tewas dari Serangan Hamas pada 7 Oktober Jadi 1.200 Orang

Angka-angka

Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan jumlah kematian rutin di media sosial, dengan rincian tambahan mengenai jumlah perempuan, anak-anak, dan orang tua yang terbunuh.

Angka-angka tersebut tidak menyebutkan penyebab kematiannya, namun menggambarkan korban tewas sebagai korban "agresi Israel".

Kementerian juga memberikan angka korban luka dan hilang. Beberapa jenazah masih terjebak di bawah tumpukan puing, menurut Bulan Sabit Merah Palestina.

Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan, angka kematian tersebut dicatat oleh para profesional medis sebelum diteruskan kepada mereka dan angka tersebut hanya mencakup orang yang tercatat meninggal di rumah sakit.

Angka-angka tersebut tidak memisahkan korban jiwa dari militer dan warga sipil. Dan, karena data tersebut tidak memperhitungkan korban tewas di lokasi ledakan yang jenazahnya belum ditemukan, atau segera dikuburkan, jumlah yang ada saat ini kemungkinan di bawah angka yang sebenarnya, kata pejabat Gaza.

Hal ini diperkuat oleh pemerintahan Biden pekan lalu, ketika seorang pejabat senior AS mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan lebih besar ketimbang jumlah yang dilaporkan.

“Jujur saja, menurut kami angkanya sangat tinggi,” kata Barbara Leaf, asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Dekat, kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR, “dan bisa jadi angkanya bahkan lebih tinggi dari yang disebutkan.”

Hal ini sangat kontras dengan pandangan Biden sendiri, yang, pada tanggal 25 Oktober, mengatakan bahwa dia "tidak menyangka bahwa orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang berapa banyak orang yang terbunuh."

Namun, dia tidak memberikan bukti apa pun atas pandangan skeptisnya.

Sehari setelah Biden menolak menyebutkan angka-angka tersebut, Kementerian Kesehatan di Gaza memberikan lebih banyak informasi dengan menerbitkan daftar lengkap nama-nama orang yang terbunuh antara tanggal 7 dan 26 Oktober.

Daftar tersebut mencakup lebih dari 6.000 orang dengan nama lengkap dengan usia, jenis kelamin, dan nomor identitas mereka.

Bagaimana data itu dikumpulkan? BBC telah berbicara dengan orang-orang yang terlibat dalam pengumpulan dan pengorganisasian data serta seorang akademisi yang telah memeriksa duplikat dalam daftar nama.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com