Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Kompas.com - 10/05/2024, 09:33 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) menggagalkan upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB melalui veto.

Namun, pada Jumat (10/5/2024) ini, Majelis Umum PBB diperkirakan akan memberi Palestina beberapa hak tambahan di badan global tersebut.

Dikutip dari AFP, Palestina pada April meluncurkan kembali permintaan sejak tahun 2011 untuk menjadi anggota penuh PBB, di mana status mereka saat ini adalah negara pengamat non-anggota.

Baca juga: Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Agar berhasil, inisiatif ini memerlukan lampu hijau dari Dewan Keamanan PBB dan kemudian dua pertiga suara mayoritas di Majelis Umum.

Akan tetapi AS, salah satu dari lima anggota pemegang hak veto di Dewan Keamanan dan sekutu terdekat Israel memblokirnya pada 18 April.

Kini Palestina beralih ke Majelis Umum, di mana para diplomat dan pengamat mengatakan resolusi yang menyerukan keanggotaan penuh mereka di PBB kemungkinan akan mendapat dukungan mayoritas.

Rancangan resolusi tersebut, yang diperkenalkan oleh Uni Emirat Arab, menyatakan Negara Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota PBB sesuai dengan pasal 4 Piagam dan oleh karena itu harus diterima.

Mereka menyerukan kepada Dewan Keamanan untuk mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik.

Hal ini tidak mungkin terjadi, karena Amerika Serikat menentang pengakuan negara apa pun di luar perjanjian bilateral antara Palestina dan Israel, yang pemerintahan sayap kanannya saat ini dengan tegas menentang solusi dua negara.

Baca juga: Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

"Anda dapat mengalami semacam lingkaran malapetaka diplomatik, dimana Majelis berulang kali menyerukan Dewan untuk memberikan keanggotaan kepada Palestina dan AS memvetonya," kata Richard Gowan, seorang analis di International Crisis Group.

Meski demikian, rancangan resolusi tersebut memberikan hak dan keistimewaan tambahan kepada Palestina yang akan dimulai pada sesi Majelis Umum berikutnya yakni pada September mendatang.

Dijelaskan, Palestina dapat mengajukan proposal dan amandemen secara langsung, tanpa harus melalui negara lain, seperti yang terjadi saat ini.

Hal ini juga akan memberi mereka hak untuk duduk di antara negara-negara anggota berdasarkan urutan abjad.

"Ketika Anda membangun sebuah gedung, Anda membangunnya satu per satu. Jika beberapa orang menganggapnya simbolis, bagi kami ini penting karena kami bergerak maju menuju hak alami dan hukum kami untuk menjadi anggota penuh PBB," terang duta besar Palestina Riyad Mansour kepada wartawan pada Kamis kemarin.

"Simbolisme adalah yang terpenting," kata Richard Gowan.

Baca juga: Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

"Resolusi ini merupakan sinyal yang sangat jelas bagi Israel dan AS bahwa sudah waktunya untuk menganggap serius status negara Palestina," ungkap Gowan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Global
Trump Kini Berstatus Terpidana, Apakah Masih Bisa Maju ke Pilpres AS 2024?

Trump Kini Berstatus Terpidana, Apakah Masih Bisa Maju ke Pilpres AS 2024?

Global
Hezbollah Balas Serangan Israel dengan Drone Peledak

Hezbollah Balas Serangan Israel dengan Drone Peledak

Global
Estonia Tak Punya Rencana B Jika Ukraina Jatuh

Estonia Tak Punya Rencana B Jika Ukraina Jatuh

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com