Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Korban Tewas di RS Al-Shifa Gaza Naik Jadi 6 Bayi dan 9 Pasien

Kompas.com - 13/11/2023, 15:50 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas pada Senin (13/11/2023), melaporkan seorang bayi prematur dan dua pasien meninggal di RS Al-Shifa di Gaza.

Dengan demikian, jumlah korban meninggal di rumah sakit terbesar di Gaza tersebut menjadi enam bayi dan sembilan pasien akibat persoalan kekurangan bahan bakar setelah serangan Israel.

RS Al-Shifa telah mengalami kekurangan pasokan listrik selama berhari-hari karena terjebak di tengah pertempuran sengit antara pasukan Israel dan militan Hamas.

Baca juga: Serangan Israel Hancurkan Bangsal RS Al-Shifa di Gaza

Wakil Menteri Kesehatan di Gaza, Youssef Abu Rish, juga mengatakan kepada AFP bahwa semua rumah sakit di Jalur Gaza utara sudah tidak lagi berfungsi.

Kondisi semakin memburuk bagi ratusan pasien dan ribuan orang lainnya yang berlindung di Al-Shifa, yang telah menjadi titik nyala dalam perang yang telah berlangsung selama lebih dari lima minggu.

Israel berjanji pada Sabtu (11/11/2023) untuk membantu mengevakuasi bayi-bayi dari fasilitas tersebut, namun hal itu belum terjadi karena rumah sakit masih terperangkap dalam serangan darat Israel.

Tentara Israel juga mengatakan bahwa tentara daratnya telah mengirimkan 300 liter bahan bakar ke rumah sakit "untuk keperluan medis yang mendesak".

Namun bahan bakar tersebut tidak diambil oleh pihak berwenang di rumah sakit tersebut karena pertempuran sengit berkecamuk, dan Israel mengeklaim bahwa Hamas mencegah rumah sakit untuk mengambilnya.

Direktur RS Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya, membantah klaim Israel tersebut.

Dia mengatakan kepada AFP bahwa tentara Israel meneleponnya dan mengatakan bahwa bahan bakar akan diturunkan 500 meter dari Al-Shifa.

Baca juga: Dokter di RS Al-Shifa Gaza: Kami Kesulitan Rawat Pasien, Ada Serangan Terus-menerus

"Saya mengatakan kepada mereka 'jika Anda ingin membantu, saya membutuhkan setidaknya 8.000 liter untuk menjalankan generator utama dan menyelamatkan ratusan pasien dan yang terluka'," katanya.

"Mereka menolak dan kami tidak tahu lagi status bahan bakar yang dikirim," jelas dia.

Israel kini menghadapi tekanan internasional yang kuat untuk meminimalkan penderitaan warga sipil di tengah-tengah operasi udara dan darat besar-besaran yang menurut pihak berwenang Hamas telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, termasuk ribuan anak-anak.

Kampanye militer itu terjadi setelah pasukanHamas menerobos perbatasan militer dengan Israel pada 7 Oktober lalu, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, menurut data terbaru Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com