Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter di RS Al-Shifa Gaza: Kami Kesulitan Rawat Pasien, Ada Serangan Terus-menerus

Kompas.com - 12/11/2023, 16:40 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Al Jazeera

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Seorang ahli bedah di RS Al-Shifa Gaza, Dr. Ahmad Mokhallalati, pada Minggu (12/11/2023) mengatakan, situasi di dalam rumah sakit sangat buruk dan semakin parah akibat serangan Israel.

“Kami sulit merawat pasien di rumah sakit dan berada di tengah zona perang. Ada serangan udara terus menerus dan drone melayang di dalam area rumah sakit,” katanya kepada Al Jazeera.

Ia mencatat bahwa siapa pun termasuk dokter yang berpindah-pindah gedung kompleks rumah sakit juga merasa tidak aman.

Baca juga: Lingkungan RS Indonesia di Gaza Dihantam 11 Rudal

“Kemarin lusa sekitar jam 02.00 pagi listrik padam karena ada kendala. Insinyur yang mencoba memperbaikinya ditembak oleh drone dan terluka di lehernya. Empat anggota tubuhnya lumpuh,” ujarnya.

Dr. Mokhallalati mengatakan rumah sakit telah kehabisan daya listrik.

Padahal di RS Al-Shifa ada sekitar 63 pasien di ICU dan bayi-bayi yang berada dalam inkubator.

Petugas kesehatan kemudian memindahkan semua ventilator dan inkubator ke ruang operasi utama dan menutup ruang operasi lainnya.

Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa mereka dapat memperoleh semua listrik yang dibutuhkan untuk merawat pasien di satu tempat.

Mokhallalati menambahkan bahwa pengumuman tentara Israel bahwa orang-orang dapat menggunakan pintu keluar di sisi timur kompleks rumah sakit untuk keluar adalah sebuah kebohongan besar.

Baca juga: Netanyahu Tolak Seruan Gencatan Senjata, Tetap Lanjutkan Serangan

“Saya melihat di depan mata saya sebuah keluarga beranggotakan lima orang yang mencoba pindah dari timur kemarin dan mereka ditembak. Jadi mereka kembali dalam keadaan terluka,” katanya.

“Pihak Israel juga menelepon direktur rumah sakit kemarin lusa dan memerintahkan kami untuk mengungsi. Namun dia meminta mereka membantu mengatur cara untuk mengevakuasi pasien. Mereka tidak mempunyai rencana dan keesokan harinya mereka menelepon dan mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan rumah sakit. Jadi orang-orang Israel berkomunikasi dengan cara yang sangat buruk dan terus memanipulasi kami,” tambah Dr.Mokhallalati.

“Kami memerlukan rencana evakuasi yang dilindungi oleh organisasi internasional!” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com