Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Terus Bombardir Rumah Sakit di Gaza, Bayi-bayi Terancam

Kompas.com - 12/11/2023, 09:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

YERUSALEM, KOMPAS.com - Para pejabat Palestina mengatakan dua bayi telah meninggal dan puluhan lainnya terancam setelah bahan bakar habis di rumah sakit terbesar di Gaza pada Sabtu (11/11/2023).

Di sisi lain, Israel menyatakan siap untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut dari fasilitas tersebut.

Seiring dengan memburuknya situasi kemanusiaan, otoritas perbatasan Gaza mengumumkan bahwa penyeberangan darat Rafah ke Mesir akan dibuka kembali pada Minggu (12/11/2023) untuk pemegang paspor asing setelah ditutup pada Jumat (10/11/2023).

Baca juga: Di KTT OKI Riyadh, Presiden Palestina Serukan AS Bantu Akhiri Serangan Israel di Gaza

Di tengah pertempuran yang terus berlanjut, Hamas mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan secara keseluruhan atau sebagian lebih dari 160 target militer Israel di Gaza, termasuk lebih dari 25 kendaraan dalam 48 jam terakhir.

Namun seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa Hamas telah kehilangan kendali atas Gaza utara.

Militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi-bayi yang terjebak di Rumah Sakit Al Shifa Gaza, kata juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari.

"Staf rumah sakit Shifa telah meminta agar besok kami membantu bayi-bayi di bagian pediatrik untuk dibawa ke rumah sakit yang lebih aman. Kami akan memberikan bantuan yang dibutuhkan," kata Hagari dalam sebuah konferensi pers.

Israel sebelumnya mengatakan bahwa para dokter, pasien dan ribuan pengungsi yang berlindung di rumah sakit di Gaza utara harus pergi agar mereka dapat menghadapi kelompok bersenjata Hamas yang katanya telah menempatkan pusat komando di bawah dan di sekitar rumah sakit.

Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara ini. Staf medis mengatakan bahwa pasien bisa meninggal jika mereka dipindahkan dan para pejabat Palestina mengatakan bahwa tembakan Israel membuat berbahaya bagi orang lain untuk pergi.

"Ini benar-benar zona perang, suasana di rumah sakit ini benar-benar menakutkan," kata Ahmed al-Mokhallalati, seorang ahli bedah plastik senior di rumah sakit Al Shifa, kepada Reuters. "Ini adalah pemboman terus menerus selama lebih dari 24 jam."

Baca juga: 24 Dubes Negara OKI Kecam Agresi Israel ke Palestina

Sebagian besar staf rumah sakit dan orang-orang yang berlindung di rumah sakit tersebut telah pergi, katanya, namun 500 pasien masih berada di sana.

Militer Israel membantah telah membahayakan rumah sakit.

"Ada bentrokan antara pasukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan teroris Hamas di sekitar rumah sakit. Tidak ada penembakan di rumah sakit dan tidak ada pengepungan," kata Kolonel Moshe Tetro, kepala koordinasi dan penghubung di COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan sipil di Gaza.

Baca juga: Kim Jong Un Memerintahkan Dukungan untuk Palestina

Juru bicara kementerian kesehatan Palestina mengatakan penembakan Israel telah menewaskan seorang pasien yang sedang dalam perawatan intensif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com