AMMAN, KOMPAS.com - Gurun Hitam di Yordania menyimpan sejarah alam dan manusia selama jutaan tahun. Namun, semua itu akan berubah karena ada rencana pembangunan ibu kota baru di tepi gurun.
Kami berada 30 kilometer dari Qasr Mushash, sebuah pos perbatasan Romawi kuno di pinggiran timur Amman. Lokasi itu diusulkan menjadi ibu kota baru Yordania.
Perbukitan Levant telah berubah menjadi gurun vulkanik hitam yang datar.
Baca juga: Kota Gurun Petra Kebanjiran, Ratusan Turis Dievakuasi Saat Hujan Deras yang Langka Melanda Yordania
Tiba-tiba, sebuah drone militer meluncur di atas kepala, mungkin sedang dalam perjalanan untuk mengawasi medan perang di suatu tempat di dekat Irak atau Suriah.
Beberapa menit di ujung jalan terdapat Cagar Alam Azraq dan Suaka Margasatwa Shaumari, tempat kami berbaur dengan rusa dan menyaksikan pesawat kargo militer terbang di atas cakrawala.
Ini adalah Gurun Hitam Yordania, juga dikenal sebagai Harrat Al Sham, sebuah perbatasan yang memiliki banyak arti.
Lanskap yang keras menceritakan kisah peradaban masa lalu dan masa kini.
Reruntuhan bangunan peradaban Romawi, bangunan beton setengah jadi, pangkalan militer modern, dan kamp pengungsi berada menandai adanya jalan besar.
Dan melewati titik tertentu, tidak ada tanda-tanda kehidupan umat manusia di gurun ini.
Hampir tidak ada orang yang tinggal di sini kecuali orang Badui nomaden, yang mengembara di sekitar pagar hewan yang dipasang ribuan tahun sebelumnya oleh pemburu era prasejarah serta prasasti Safaitik kuno yang ditulis dalam dialek Arab yang mendahului kebangkitan Islam.
Meskipun kurang terkenal dibandingkan destinasi wisata Yordania lainnya seperti Petra dan Pilar Kebijaksanaan, Gurun Hitam menawarkan sejarah alam dan manusia selama jutaan tahun kepada pengunjung, termasuk lahan basah yang megah di padang pasir yang dialiri oleh oasis yang rentan.
Namun, gurun ini bisa berubah jika Pemerintah Yordania tetap pada keinginannya membangun ibu kota baru.
Proyek Kota Baru bertujuan untuk menciptakan ibu kota kedua di tepi Gurun Hitam pada 2050, menggunakan tanah murah untuk memikat penduduk Amman keluar dari pusat kota yang padat.
Beberapa ahli skeptis terhadap rencana tersebut; satu-satunya sumber air Gurun Hitam, Oasis Azraq, sebelumnya mengering karena pemompaan berlebihan dan harus dimunculkan lagi secara artifisial.
Kerajaan Yordania modern bukanlah pihak pertama yang mencoba membuat daerah ini bisa ditinggali.
Gurun Hitam dihiasi dengan "istana gurun", serangkaian bangunan yang dibangun antara era Romawi akhir dan awal Islam. (Nama Arabnya, qasr, berasal dari akar bahasa Latin yang sama dengan "kastil".)
Apa sebenarnya tujuan mereka--atau apakah mereka semua memiliki tujuan yang sama--adalah pertanyaan yang diperdebatkan oleh para arkeolog.
Di akhir zaman kuno, Gurun Hitam berada di perbatasan antara Kekaisaran Romawi dan Persia.