RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi kembali mengeksekusi dua warganya karena kasus narkoba pada Selasa (22/11/2022), menjadikan jumlah total eksekusi dalam dua minggu terakhir menjadi 17 orang.
Kerajaan Saudi sebelumnya berkomitmen untuk tidak menjatuhkan hukuman mati atas pelanggaran narkoba, tetapi tiba-tiba menarik kembali kata-katanya.
Guardian mewartakan dalam dua minggu terakhir, tujuh warga Saudi dan 10 warga negara asing telah dieksekusi. Total tahun ini, Arab Saudi telah mengeksekusi 130 orang.
Baca juga: Cara Arab Saudi Merayakan Kemenangan Lawan Argentina
Rentetan eksekusi yang terjadi membuat mantan menteri kabinet Konservatif Inggris David Davis menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly, dan Duta Besar Saudi di Inggris.
Dia mendesak campur tangan mereka, termasuk untuk menangguhkan hukuman mati kepada Hussein Abo al-Kheir, seorang pria Yordania.
Dalam suratnya kepada Cleverly, Davis mengatakan: “Hussein lahir dalam keluarga miskin dan, sebelum penangkapannya, dia bekerja dengan gaji rendah untuk menghidupi delapan anaknya: sebagai sopir taksi, kenek bus, dan penjual buah dan sayur.”
Lebih lanjut menurutnya tidak masuk akal jika ayah delapan anak yang miskin itu bisa menjadi 'gembong' narkoba.
“Dia tidak punya uang atau koneksi untuk membeli obat terlarang dalam jumlah besar di Yordania untuk dijual di Arab Saudi.”
Baca juga: Saat Pangeran MBS Bersorak Rayakan Kemenangan Timnas Arab Saudi atas Argentina…
Kheir, yang diwakili oleh kelompok kampanye Reprieve, dipindahkan ke sel hukuman mati pada Jumat (18/11/2022).
Dia ditangkap pada 2014 karena menyelundupkan narkotika ketika melintasi perbatasan Yordania ke Saudi. Dia akhirnya mengaku setelah mengalami penyiksaan, termasuk digantung terbalik dan perut dan kakinya dipukuli.
Pengadilan banding mengangkat vonis bersalahnya pada Maret 2017. Tetapi pemerintah Saudi memerintahkan pengadilan ulang enam bulan kemudian, yang membuat dia kembali dijatuhi hukuman mati pada November 2017.
Kelompok kerja PBB untuk penahanan sewenang-wenang pada Oktober mengatakan penangkapannya sewenang-wenang, dan dia harus segera dibebaskan.
Rentetan eksekusi ini terjadi setelah sebelumnya Putra mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan kepada media akan menghapus hukuman mati secara keseluruhan.
“Mengenai hukuman mati, kami menghapusnya secara keseluruhan,” ujar pria yang juga disebut sebagai MBS itu kepada wartawan saat itu.
Baca juga: Kisah Perempuan AS yang Terjebak di Arab Saudi dan Berusaha Membebaskan Anaknya
Dia juga menambahkan akan ada pengecualian terkait hal tersebut ketika “seseorang telah membunuh orang lain atau mengancam nyawa banyak orang."