ITAEWON, KOMPAS.com - Sedikitnya 153 orang meninggal dan lebih dari 80 orang terluka dalam tragedi Halloween Itaewon, yang sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda berusia 20-an tahun.
Sembilan belas warga non-Korea dilaporkan termasuk di antara yang tewas, termasuk orang-orang dari China, Iran, Norwegia dan Uzbekistan.
Sebagian besar korban berusia remaja dan 20-an, dengan 97 diidentifikasi sebagai perempuan dan 54 sebagai laki-laki, menurut Choi Seong-beom, kepala pemadam kebakaran setempat sebagaimana dilansir Guardian pada Minggu (30/10/2022).
Itaewon, salah-satu distrik di Ibu kota Seoul Korea Selatan dan merupakan magnet bagi ribuan orang yang bersuka ria saat pesta Halloween.
Diperkirakan 100.000 orang, banyak yang berkostum, telah berkumpul di Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Ini adalah festival Halloween pertama dalam tiga tahun setelah pemerintah “Negeri Ginseng” mencabut aturan jarak sosial, mandat masker, dan tindakan pembatasan Covid lainnya.
Orang-orang yang bersuka ria di kawasan kehidupan malam yang padat di Seoul itu melaporkan adegan kacau yang disebabkan oleh banyaknya orang di jalan-jalan sebelum insiden massal terjadi tak lama setelah pukul 10 malam.
Banyak gang di luar jalan raya utama di daerah itu sempit dan miring. Di salah satu jalan yang miring, yang terletak di dekat Hotel Hamilton dan lebarnya sedikit lebih dari empat meter, begitu banyak yang tewas dan terluka.
Saksi mata melaporkan melihat kerumunan orang melonjak ke arah yang berbeda dan kemudian orang-orang kehilangan pijakan di jalan yang menurut, sehingga menyebabkan efek domino.
Video yang diunggah online menunjukkan orang-orang mencoba menarik orang lain keluar dari tumpukan.
Seorang saksi mengunggah di Twitter: “Orang-orang terus mendorong ke gang klub yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino. Saya pikir saya akan hancur sampai mati juga karena orang-orang terus mendorong tanpa menyadari ada orang yang jatuh di awal penyerbuan.”
Beberapa laporan media lokal mengatakan insiden massal itu terjadi setelah sejumlah besar orang bergegas menuju bar Itaewon setelah mendengar seorang selebriti berkunjung ke sana.
Saksi mata menggambarkan adegan kacau sebelum insiden, dengan polisi yang bertugas mengamankan acara Halloween mengalami kesulitan mengendalikan kerumunan.
Baca juga: Saksi Mata Tragedi Halloween Itaewon: Saya Sudah Tak Bisa Merasakan Denyut Nadi atau Napas Mereka
Moon Ju-young (21 tahun), mengatakan ada tanda-tanda masalah yang jelas terlihat di gang-gang sebelum insiden itu.
"Itu setidaknya 10 kali lebih ramai dari biasanya," katanya kepada Reuters.
Distrik Itaewon populer di kalangan anak muda Korea Selatan dan ekspatriat. Puluhan bar dan restorannya penuh sesak pada Sabtu (29/10/2022) untuk Halloween setelah bisnis mengalami penurunan tajam selama tiga tahun pandemi.
"Anda biasa melihat kerumunan besar saat Natal dan kembang api ... tapi ini beberapa kali lipat lebih besar dari semua itu," kata Park Jung-hoon, 21, kepada Reuters dari tempat kejadian.
Baca juga: Pakai Kostum Halloween, Korban Tragedi Itaewon Susah Diidentifikasi
Lebih dari 400 pekerja darurat dan 140 kendaraan dari seluruh negeri, termasuk semua personel yang tersedia di Seoul, dikerahkan ke jalan-jalan Itaewon untuk merawat yang terluka.
Tayangan TV dan foto dari tempat kejadian menunjukkan kendaraan ambulans mengantri di jalan-jalan di tengah kehadiran polisi yang padat dan pekerja darurat memindahkan yang terluka dengan tandu.
Pekerja darurat hingga pejalan kaki juga terlihat melakukan CPR pada orang-orang yang tergeletak di jalanan.
Dalam satu klip, paramedis terlihat memeriksa status selusin orang atau lebih yang terbaring tak bergerak di bawah selimut biru.
Seorang wanita yang tidak disebutkan namanya mengatakan putrinya dan yang lainnya telah terperangkap selama lebih dari satu jam sebelum ditarik dari tumpukan orang hidup-hidup.
Polisi membatasi lalu lintas di daerah terdekat untuk mempercepat transportasi korban luka ke rumah sakit di seluruh kota. Puluhan orang diberikan CPR di jalan-jalan Itaewon.
Pemerintah metropolitan Seoul mengeluarkan pesan teks darurat yang mendesak orang-orang di daerah itu untuk segera kembali ke rumah.
Baca juga: Tragedi Itaewon dan Kanjuruhan Termasuk 2 Insiden Massal Terburuk 10 Tahun Terakhir
Selama pidatonya yang disiarkan langsung di televisi, Yoon berkata: "Kami akan menyelidiki secara menyeluruh penyebab kecelakaan dan membuat perbaikan mendasar sehingga kecelakaan serupa tidak terjadi lagi di masa depan."
Dia menambahkan bahwa dia menginstruksikan kementerian terkait untuk mengadakan tinjauan keamanan mendesak dari perayaan dan festival Halloween lain, di mana orang berencana akan banyak berkumpul.
Bendera di lembaga pemerintah dan gedung-gedung publik lainnya diturunkan setengah tiang di seluruh Korea Selatan pada Minggu (30/10/2022).
Banyak parade Halloween, konser, dan acara lainnya dibatalkan, termasuk festival K-pop yang akan berlangsung pada Minggu (30/10/2022) di kota pelabuhan selatan Busan, yang diperkirakan akan menarik 40.000 orang.
Baca juga: Lebar Gang di Tragedi Halloween Itaewon Cuma 4 Meter, Mobil Saja Susah Masuk
Toko-toko di seluruh negeri telah juga menurunkan pajangan dan dekorasi Halloween.
Yoon mengatakan mendukung keluarga para korban, termasuk persiapan pemakaman mereka, dan perawatan yang terluka akan menjadi prioritas utama bagi pemerintahannya.
"Ini benar-benar menghancurkan," katanya dalam pidatonya di televisi. “Tragedi dan bencana yang tidak perlu terjadi terjadi di jantung kota Seoul di tengah (perayaan) Halloween.”
Presiden Yoon Suk-yeol pada Minggu (30/10/2022) mengumumkan masa berkabung nasional resmi selama pidato langsung terkait tragedi tersebut.
"Sebagai presiden, yang bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan rakyat, hati saya berat dan saya berjuang untuk mengatasi kesedihan saya," kata Yoon.
Dikhawatirkan jumlah korban tewas dapat meningkat lebih lanjut, karena sekitar 20 dari 82 yang terluka dilaporkan berada dalam kondisi serius di rumah sakit di sekitar Ibu Kota Korea Selatan.