Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Kostum Halloween, Korban Tragedi Itaewon Susah Diidentifikasi

Kompas.com - 30/10/2022, 11:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com – Para pejabat darurat Korea Selatan pada Minggu (30/10/2022) pukul 06.30 waktu Seoul, mengatakan sulit untuk mengidentifikasi jenazah korban tragedi Halloween Itaewon karena banyak yang memakai kostum Halloween.

Selain itu, banyak korban yang tak membawa kartu identitas.

Saat konferensi pers, mereka mengatakan sedikitnya 149 orang tewas karena berdesak-desakan di sebuah distrik Itaeweon di Seoul dalam sebuah perayaan Halloween yang dihadiri banyak anak muda.

Baca juga: Dubes RI: Sejauh Ini Tak Ada Korban WNI di Tragedi Halloween Itaewon

Dari jumlah itu, dua di antaranya adalah warga negara asing, tapi tak segera dijelaskan darimana mereka berasal.

Sementara, informasi terbaru dari Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan mengungkap, jumlah korban tragedi Hallowen Korea telah naik menjadi 151 orang dengan 19 di antaranya adalah warga asing.

Para pejabat mengatakan, kebanyakan korban adalah perempuan muda, termasuk korban terluka.

Kawasan Itaewon di Seoul tengah adalah pusat klub malam dan bar yang sering didatangi ekspatriat dan warga lokal.

Distrik itu sering dipadati oleh pengunjung yang merayakan Halloween.

Media lokal memperkirakan sekitar 100.000 orang berkumpul untuk merayakan Halloween.

Belum jelas apa yang menjadi penyebab tragedi Itaewon yang dimulai di belakang Hotel Hamilton, di sebuah lorong sempit di mana banyak klub berjejer tersebut.

Baca juga: 19 Warga Asing Jadi Korban Tewas Tragedi Halloween Itaewon

Tergeletak di jalan dikira mabok

Seorang reporter VOA di tempat kejadian melaporkan kerumunan massa masih terlihat di sekitar Itaewon pada Minggu pukul 03.00 waktu Seoul.

Tampak para petugas darurat mengangkut sejumlah korban ke sejumlah ambulans yang bersiaga.

Seorang saksi mata mengatakan kepada VOA bahwa pada awal kekacauan, dia mengira orang-orang yang tergeletak di jalan itu mabuk atau pingsan.

Namun, saksi mata itu kemudian mendapati bahwa mereka cedera atau tewas.

Dia tidak memberikan namanya karena situasinya sensitif.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com