Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebar Gang di Tragedi Halloween Itaewon Cuma 4 Meter, Mobil Saja Susah Masuk

Kompas.com - 30/10/2022, 14:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ITAEWON, KOMPAS.com - Laporan yang didapat Hindustan Times mengungkapkan, lebar gang Itaewon di lokasi tragedi Halloween Korea hanya empat meter, bahkan mobil sedan pun susah masuk.

Sementara itu media-media Korea Selatan melaporkan, massa mulai merangsek masuk setelah ada seorang "selebriti" muncul di sebuah tempat sekitar gang.

Dikatakan bahwa 100.000 orang memadati gang sempit di Itaewon untuk merayakan pesta Halloween pertama di Korsel sejak pandemi Covid-19.

Baca juga: Detik-detik Tragedi Halloween Itaewon Korea: 100.000 Orang Padati Gang Sempit, 149 Tewas, Puluhan Terinjak-injak

Menurut laporan media Korsel yang dilansir Hindustan Times, keadaan darurat pertama dilaporkan pada Sabtu (29/10/2022) sekitar pukul 22.22 waktu setempat.

Gang sempit lokasi tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Setidaknya 151 korban tewas akibat berdesakan bersama 100.000 orang ketika menghadiri pesta Halloween pada Sabtu (29/10/2022) malam.AFP/ANTHONY WALLACE Gang sempit lokasi tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Setidaknya 151 korban tewas akibat berdesakan bersama 100.000 orang ketika menghadiri pesta Halloween pada Sabtu (29/10/2022) malam.
Ratusan orang saat itu berkumpul di gang sempit Itaewon dekat Hotel Hamilton.

Jumlah massa semakin melonjak setelah beberapa orang keluar dari hotel dan datang dari stasiun kereta bawah tanah Itaewon.

Orang-orang lalu saling dorong, beberapa jatuh dan tertindih yang lain. Ada yang mengalami sesak napas dan henti jantung.

Ambulans kesulitan menjangkau lokasi karena padatnya massa, kemudian polisi naik ke atap mobil untuk memerintahkan massa memberi jalan bagi ambulans dan meninggalkan lokasi.

Oleh karena ambulans tak kunjung mencapai lokasi, tenaga medis darurat dibantu warga sekitar yang sedang melintas melakukan CPR kepada para korban.

"Jumlah korban yang tinggi akibat dari banyak orang terinjak-injak selama acara Halloween," kata petugas pemadam kebakaran Choi Seong-beom kepada wartawan di tempat kejadian pada Minggu pagi, menambahkan bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah.

Baca juga:

Jenazah para korban tewas dari tragedi Halloween Itaewon di distrik ibu kota Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Para korban diyakini tewas karena gagal jantung akibat berdesakan dan terinjak-injak dalam kerumunan ribuan orang yang merayakan pesta Halloween.AFP/YELIM LEE Jenazah para korban tewas dari tragedi Halloween Itaewon di distrik ibu kota Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Para korban diyakini tewas karena gagal jantung akibat berdesakan dan terinjak-injak dalam kerumunan ribuan orang yang merayakan pesta Halloween.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun tv lokal YTN, Lee Beom-suk sebagai dokter yang memberikan pertolongan pertama kepada para korban menggambarkan kekacauan di tragedi Halloween Itaewon.

"Ketika saya kali pertama mencoba CPR, ada dua korban tergeletak di trotoar. Tapi jumlahnya langsung melonjak setelah itu, melebihi jumlah responden pertama di tempat kejadian," kata Lee, dikutip dari kantor berita AFP.

"Banyak orang di sekitar datang untuk membantu kami dengan CPR."

"Sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata," tambahnya. "Begitu banyak wajah korban pucat. Saya tidak bisa menemukan denyut nadi atau napas mereka dan banyak dari hidungnya berdarah. Ketika saya mencoba CPR, saya juga memompa darah keluar dari mulut mereka."

Foto-foto AFP dari lokasi tragedi Halloween Itaewon menunjukkan sejumlah jenazah tersebar di trotoar ditutupi kain, dan pekerja darurat mengenakan rompi oranye mengangkut lebih banyak mayat dengan tandu ke dalam ambulans.

Baca juga: Tragedi Halloween Korea: Kenapa 100.000 Orang Masuk Gang Sempit di Itaewon?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com