"Semua ini butuh konsentrasi yang tinggi. Misi pelayaran di bawah es harus dilakukan dengan tingkat kesiapan kru yang tinggi untuk menanggapi keadaan darurat. Ini mengharuskan awak kapal selalu siaga," jelas Hughes
Beberapa orang mungkin tidak terlalu senang bekerja di bawah bermeter-meter es, tapi yang lain memandang dengan iri.
Untuk para ahli kelautan, kapal selam menyediakan platform yang sempurna untuk menggali pengetahuan tentang Arktik.
"Saya selalu terpesona dengan kapal selam," kata Jamie Morison, sekarang seorang ahli kelautan senior di Pusat Sains Polar di Seattle.
Akhirnya pada 1993, bersama enam rekannya, dia diberi kesempatan tersebut. Pengalaman itu katanya, "adalah mimpi yang menjadi kenyataan."
Baca juga: Israel Selidiki Dugaan Korupsi Pembelian Kapal Selam dari Jerman
Ekspedisi Morison di bawah es Arktik dilakukan dengan USS Pargo yang mirip dengan USS Nautilus. Hanya saja kapal selam serang bertenaga nuklir ini memiliki panjang 89 meter (294 kaki).
Ketua komite penasihat Scicex saat ini, Jackie Richter-Menge dari University of Alaska, mengatakan penyelidikan soal cakupan dan ketebalan es Arktik, arus laut dan lanskap dasar laut saling menguntungkan bagi para ilmuwan dan awak kapal selam.
"Para ilmuwan belajar tentang Samudra Arktik dan angkatan laut belajar lebih banyak tentang lingkungan tempat mereka beroperasi," katanya.
"Kapal selam memberikan kita akses unik ke lingkungan yang keras.Itu termasuk memahami berbagai hal saat ini, dan juga mampu memahami seperti apa lingkungan di masa depan."
Namun tantangan nyata dalam menyatukan para ilmuwan dan militer adalah bahwa kapal selam beroperasi pada misi super rahasia, sementara para ilmuwan suka mempublikasikan data mereka secara terbuka untuk dilihat semua orang di dunia.
Ketika data berpotensi mengungkapkan detail operasional atau navigasi militer, dapat dimengerti mengapa ada penolakan untuk berbagi informasi.
Alhasil, ada jeda waktu antara mengumpulkan dan merilis data apa pun," kata Richter-Menge.
Baca juga: Kapal Selam Rusia Tabrak Kapal Perang Inggris di Atlantik Utara
Siapa pun yang melakukan perjalanan di kapal selam harus bisa bekerja dalam ruang sempit.
"Sepertinya orang-orang yang bekerja di dalam kapal selam harus memiliki sikap dasar sopan. Saya belum pernah mendengar orang bilang 'permisi' sebanyak yang saya dengar di kapal selam, karena kemana pun Anda pergi, pasti Anda harus berdesakan dengan orang lain," kata Morison.
"Pada saat yang bersamaan, semua orang ini adalah pejuang." Tapi, dia melanjutkan, tidak semua orang bisa langsung beradaptasi dengan baik.