Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

USS Nautilus: Kapal Selam Nuklir Pertama AS yang Jelajahi Dunia Melalui Bawah Es Arktik

Kompas.com - 04/07/2022, 22:59 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

"Semua ini butuh konsentrasi yang tinggi. Misi pelayaran di bawah es harus dilakukan dengan tingkat kesiapan kru yang tinggi untuk menanggapi keadaan darurat. Ini mengharuskan awak kapal selalu siaga," jelas Hughes

Ilmu pengetahuan vs data militer

Beberapa orang mungkin tidak terlalu senang bekerja di bawah bermeter-meter es, tapi yang lain memandang dengan iri.

Untuk para ahli kelautan, kapal selam menyediakan platform yang sempurna untuk menggali pengetahuan tentang Arktik.

"Saya selalu terpesona dengan kapal selam," kata Jamie Morison, sekarang seorang ahli kelautan senior di Pusat Sains Polar di Seattle.

Akhirnya pada 1993, bersama enam rekannya, dia diberi kesempatan tersebut. Pengalaman itu katanya, "adalah mimpi yang menjadi kenyataan."

Baca juga: Israel Selidiki Dugaan Korupsi Pembelian Kapal Selam dari Jerman

Ekspedisi Morison di bawah es Arktik dilakukan dengan USS Pargo yang mirip dengan USS Nautilus. Hanya saja kapal selam serang bertenaga nuklir ini memiliki panjang 89 meter (294 kaki).

Ketua komite penasihat Scicex saat ini, Jackie Richter-Menge dari University of Alaska, mengatakan penyelidikan soal cakupan dan ketebalan es Arktik, arus laut dan lanskap dasar laut saling menguntungkan bagi para ilmuwan dan awak kapal selam.

"Para ilmuwan belajar tentang Samudra Arktik dan angkatan laut belajar lebih banyak tentang lingkungan tempat mereka beroperasi," katanya.

"Kapal selam memberikan kita akses unik ke lingkungan yang keras.Itu termasuk memahami berbagai hal saat ini, dan juga mampu memahami seperti apa lingkungan di masa depan."

Namun tantangan nyata dalam menyatukan para ilmuwan dan militer adalah bahwa kapal selam beroperasi pada misi super rahasia, sementara para ilmuwan suka mempublikasikan data mereka secara terbuka untuk dilihat semua orang di dunia.

Ketika data berpotensi mengungkapkan detail operasional atau navigasi militer, dapat dimengerti mengapa ada penolakan untuk berbagi informasi.

Alhasil, ada jeda waktu antara mengumpulkan dan merilis data apa pun," kata Richter-Menge.

Baca juga: Kapal Selam Rusia Tabrak Kapal Perang Inggris di Atlantik Utara

Tantangan bekerja di kapal selam

Siapa pun yang melakukan perjalanan di kapal selam harus bisa bekerja dalam ruang sempit.

"Sepertinya orang-orang yang bekerja di dalam kapal selam harus memiliki sikap dasar sopan. Saya belum pernah mendengar orang bilang 'permisi' sebanyak yang saya dengar di kapal selam, karena kemana pun Anda pergi, pasti Anda harus berdesakan dengan orang lain," kata Morison.

"Pada saat yang bersamaan, semua orang ini adalah pejuang." Tapi, dia melanjutkan, tidak semua orang bisa langsung beradaptasi dengan baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com