Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Jinping Datang, Hong Kong Tegang

Kompas.com - 30/06/2022, 17:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Suasana kota Hong Kong tegang menjelang kedatangan Presiden China Xi Jinping, yang dijadwalkan tiba pada Kamis (30/6/2022).

Xi Jinping mengunjungi Hong Kong untuk menghadiri peringatan 25 tahun penyerahan koloni itu dari Inggris kepada China.

Untuk memberi pengamanan kepada sang presiden "Negeri Panda", para pejabat setempat harus masuk sistem loop tertutup. Sebagian kota juga ditutup dan jurnalis dilarang menghadiri acara pada Jumat (1/7/2022).

Baca juga: Mengenal Sistem Bubble di Olimpiade Beijing: Apa Itu Loop Tertutup dan Seperti Apa Kehidupannya?

Rincian seputar perjalanan Xi Jinping--yang pertama di luar China daratan sejak pandemi Covid-19--dirahasiakan, tetapi presiden berusia 69 tahun itu diperkirakan akan berada di Hong Kong selama Kamis (30/6/2022) hingga Jumat (1/7/2022).

Namun, Xi Jinping kemungkinan tidak akan menginap di Hong Kong melainkan bermalam di dekatnya yaitu Shenzhen, China daratan, menurut media lokal yang dikutip AFP.

Orang-orang yang ikut dalam kunjungan Xi Jinping ke Hong Kong, termasuk pejabat tinggi pemerintah, harus membatasi kontak sosial, melakukan tes PCR setiap hari, dan karantina di hotel pada hari-hari menjelang kunjungan.

Polisi pada Selasa (28/6/2022) mengumumkan penutupan jalan skala besar di Hong Kong, dan untuk sementara melarang penerbangan drone di seluruh kota dengan alasan masalah keamanan.

Presiden China Xi Jinping saat tiba di bandara internasional Hong Kong, 29 Juni 2017. Xi Jinping akan menghadiri acara untuk memperingati 25 tahun penyerahan Hong Kong ke China, menurut laporan media pemerintah pada 25 Juni 2022.AFP/ANTHONY WALLACE Presiden China Xi Jinping saat tiba di bandara internasional Hong Kong, 29 Juni 2017. Xi Jinping akan menghadiri acara untuk memperingati 25 tahun penyerahan Hong Kong ke China, menurut laporan media pemerintah pada 25 Juni 2022.
Situs-situs tertentu di seluruh pusat keuangan itu juga ditutup, termasuk terminal kereta api berkecepatan tinggi, tempat pertunjukan opera China, dan Science Park Hong Kong.

Sejumlah pekerja Science Park mengatakan kepada AFP, mereka belum menerima pemberitahuan tentang kunjungan Xi Jinping, tetapi mereka disuruh bekerja dari rumah pada Kamis (30/6/2022).

"Demi keamanan, jika kita akan bertemu dengan pemimpin tertinggi dan pemimpin lainnya dalam jarak dekat, saya pikir ada baiknya untuk masuk loop tertutup," kata Regina Ip politisi veteran pro-Beijing kepada AFP.

Baca juga:

Otoritas Hong Kong juga berupaya menghilangkan potensi penghinaan selama masa kunjungan Xi di kota itu. Polisi keamanan nasional melakukan setidaknya sembilan penangkapan seminggu terakhir.

Liga Sosial Demokrat, salah satu dari sedikit kelompok oposisi Hong Kong yang tersisa, mengatakan bahwa mereka tidak akan berdemonstrasi pada 1 Juli setelah petugas keamanan nasional berbicara dengan para relawan yang terkait dengan kelompok itu.

Kelompok jajak pendapat teratas Hong Kong pun mengumumkan, mereka akan menunda penerbitan hasil survei yang mengukur popularitas pemerintah sebagai tanggapan atas saran dari departemen pemerintah tentang risiko mereka.

Peringatan serah terima Hong Kong pada 1 Juli setiap tahunnya biasanya diwarnai demonstrasi damai oleh puluhan ribu orang yang turun ke jalan.

Akan tetapi, tidak ada pertemuan massal di Hong Kong selama beberapa tahun terakhir akibat pembatasan virus corona dan UU Keamanan Nasional untuk menghilangkan oposisi publik terhadap aturan tanpa kompromi China.

Baca juga: 5 Dampak UU Keamanan Nasional China di Hong Kong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com