Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Pakistan Sebut Pemerintahan Taliban "Rezim Ekstrimis"

Kompas.com - 29/12/2021, 16:08 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber VOA News

 

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Seorang menteri pemerintahan Pakistan mengecam Taliban yang saat ini berkuasa di Afghanistan karena memberlakukan pembatasan pada perempuan.

Menteri itu mencela pembatasan itu sebagai "pemikiran mundur" dan sebagai ancaman bagi negaranya.

Dilansir VOA News, Menteri Penerangan Fawad Hussain, saat berbicara di sebuah pertemuan Islamabad, menggambarkan pemerintah baru Taliban di Kabul sebagai “rezim ekstremis.”

Baca juga: Wapres AS Kamala Harris Berkomentar tentang Demokrasi dan Taliban

“Kami ingin sepenuhnya membantu rakyat Afghanistan. Perempuan tidak dapat bepergian sendiri atau pergi ke sekolah dan perguruan tinggi adalah pemikiran mundur dan merupakan ancaman bagi Pakistan,” kata Hussain.

Sangat jarang pejabat Pakistan secara terbuka mengkritik Taliban yang telah kembali berkuasa di Afghanistan.

Tapi Hussain berbeda. Dia berbicara lantang sehari setelah Kementerian Taliban untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan mengeluarkan arahan baru bagi perempuan.

Taliban membatasi wanita melakukan perjalanan lebih dari 72 kilometer, kecuali ditemani kerabat dekat laki-laki.

Ia juga menyarankan pengemudi taksi di Afghanistan untuk menawarkan tumpangan hanya kepada wanita yang mengenakan jilbab.

Baca juga: Taliban Bubarkan Komisi Pemilihan Afghanistan, Apa Sebab?

Juru bicara kementerian Taliban Sadiq Akif Mahajer membela pembatasan tersebut, mengatakan kepada VOA bahwa itu sejalan dengan syariah atau hukum Islam.

Pembatasan terbaru datang beberapa minggu setelah Taliban meminta saluran televisi Afghanistan untuk berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktris.

Mereka juga mengharuskan pembawa berita wanita mengenakan jilbab saat mengudara.

Baca juga: Taliban Larang Wanita Afghanistan Lakukan Perjalanan Jauh, Mengapa?

Taliban secara militer mendapatkan kembali kendali atas Afghanistan pada Agustus lalu.

Ini ketika pemerintah Afghanistan yang didukung Barat dan pasukan keamanannya runtuh pada tahap akhir penarikan pasukan internasional pimpinan AS dari negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com