Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pemain Voli yang Diisukan Tewas Dipenggal Taliban Buka Suara

Kompas.com - 22/10/2021, 13:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

KABUL, KOMPAS.com - Keluarga pemain voli Afghanistan Mahjabin Hakimi membantah dia tewas dipenggal oleh kelompok Taliban.

Pelatih Hakimi mengungkapkan, anak asuhnya itu terbunuh awal Oktober ini, dengan kepalanya yang terpenggal diduga diunggah di media sosial.

Klaim pelatih Hakimi itu pertama kali diberitakan situs berita Persian Independent, dan dicomot sejumlah media dunia termasuk Kompas.com.

Baca juga: Seorang Pemain Voli Wanita Afghanistan Tewas Dipenggal Taliban

Salah satu rekan setim Hakimi, yang kabur ke Inggris pada Agustus, kepada BBC mengatakan ada anggota timnya yang dibunuh Taliban.

Kini, keluarga Hakimi buka suara dan membantah si pemain voli dipenggal milisi, meski penyebab kematiannya masih belum jelas.

Kepada Alt News, salah satu anggota keluarga mengatakan bahwa Hakimi meninggal pada 6 Agustus. Bahkan, mereka menunjukkan foto kuburannya.

Kakaknya, Skandar Hakimi mengubah foto profil Facebook dengan lingkaran hitam pada 7 Agustus. Salah satu netizen berkomentar "kami berdoa untuk adikmu."

Dua hari kemudian, Skandar mengunggah foto Hakimi disertai keterangan "Saya akan selalu bangga kepadamu adikku".

Hakimi dilaporkan berpakaian militer dan membawa senjata. Dikabarkan dia merupakan polisi atau anggota Tentara Nasional Afghanistan.

Baca juga: Kali Pertama Sejak Taliban Berkuasa di Afghanistan, Menlu Pakistan Kunjungi Kabul

Foto jenazah Hakimi berseliweran di media sosial, tetapi nampaknya dia tidak dipenggal, dilansir The Sun Kamis (21/10/2021).

Jurnalis India Deepa K Parent mengatakan, dia juga sudah berbicara dengan keluarga Hakimi dan memutuskan mencabut twitnya karena "laporan menyesatkan".

Hakimi bermain untuk Kabul Municipality Volleyball Club sebelum Taliban berkuasa pada 15 Agustus lalu.

Pada September, para pemain dari tim nasional Afghanistan menuturkan mereka saat ini bersembunyi dari para milisi.

Baca juga: Taliban Dapat Dukungan 10 Negara, Desak AS dan Sekutu Bayar Bantuan Bangun Afghanistan

Zahra Fayazi, yang kabur ke Inggris pada Agustus, menceritakan ada anggota di timnya yang dieksekusi milisi.

Fayazi mengisahkan bagaimana mereka begitu takut, sehingga mereka harus membakar atau memastikan tak ada perlengkapan olahraga di rumahnya.

Dia berujar, banyak pemain mendapatkan ancaman berulang baik dari keluarganya yang anggota milisi maupun para pengikutnya.

"Milisi sudah meminta keluarga pemain untuk tidak membiarkan putri mereka berolahraga. Jika tidak, mereka bakal disiksa," kata dia.

Baca juga: Perekonomian Ambruk, Taliban Bujuk Teknokrat Tidak Tinggalkan Afganistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com