Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenya Pertanyakan Kematian 89 Warganya di Arab Saudi, Alasannya Disebut Mencurigakan

Kompas.com - 25/09/2021, 11:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber VOA News

NAIROBI, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Kenya mengatakan 89 warga Kenya, kebanyakan dari mereka adalah pekerja rumah tangga, meninggal di Arab Saudi dalam dua tahun terakhir.

Pihak berwenang Saudi mengatakan kepada pemerintah Kenya bahwa sebagian besar kematian terjadi karena serangan jantung.

Tetapi pelecehan terhadap pekerja rumah tangga asing telah lama menjadi masalah di Arab Saudi.

Baca juga: AS Sumbang Hampir 900.000 Dosis Moderna ke Kenya

Kementerian Kenya minggu ini pun mengakui tidak pernah melakukan penyelidikan independen atas kematian warganya itu.

Tampil di hadapan komite tenaga kerja parlemen, Sekretaris Utama Kementerian Luar Negeri Kenya Macharia Kamau mengatakan semua kematian warga Kenya di Arab Saudi selama dua tahun terakhir mencurigakan.

“Kami telah membandingkan kematian (warga Kenya), jadi tidak mungkin Anda memiliki tiga kematian di Qatar, satu di UEA, dua di Kuwait, sembilan di Oman, dua di Bahrain dan Anda memiliki 40-50 di negara lain (Arab Saudi),” kata Kamau melansir VOA pada Jumat (24/9/2021).

“Jumlahnya mungkin lebih besar (di Arab Saudi), tetapi bedanya tidak jauh. Tidak mungkin anak-anak muda ini semuanya sekarat karena serangan jantung,” tambahnya.

Baca juga: Misteri Al Naslaa, Batu yang Terbelah dengan Sempurna di Arab Saudi

Empat puluh satu warga Kenya meninggal di Arab Saudi dalam sembilan bulan terakhir, diduga karena gagal jantung.

Kamau menyalahkan Kementerian Tenaga Kerja karena gagal melakukan tugasnya dan melindungi pekerja Kenya.

Dengan kesempatan yang sangat kecil di dalam negerinya, banyak yang melihat bekerja di negara-negara Arab sebagai tiket keluar dari kemiskinan.

Adapuan di negara Afrika Bara itu, sekitar 40 persen penduduknya masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Wachira Kabinga, seorang anggota parlemen dan ketua komite tenaga kerja, mengatakan pekerja Kenya di luar negeri membutuhkan perlindungan.

“Ini adalah prioritas nomor satu dari pekerjaan komite ini di sisa periode. Jika ada hal-hal yang ingin kami tinggalkan, adalah rekomendasi yang tepat dan jelas tentang apa yang perlu dilakukan di area khusus ini untuk memastikan bahwa orang-orang kami tidak hidup sebagai budak.”

Baca juga: Dokumen Rahasia Serangan 11 September Ungkap Keterlibatan 15 WN Arab Saudi

Caroline Aluoch, 24 (tahun), termasuk di antara 41 warga Kenya yang tewas di Arab Saudi tahun ini.

Aluoch menandatangani kontrak kerja selama dua tahun sebagai pekerja rumah tangga untuk mendapatkan uang sekolah selama dua tahun sisa pendidikannya. Aluoch ingin menjadi guru sekolah menengah.

Kepada VOA,Kakak perempuannya, Beryl Awuor, mengatakan sebelum kematiannya adiknya mengkhawatirkan nyawanya.

Ibu dua anak ini mendapat kabar duka pada 5 Mei. Dia diberitahu bahwa adiknya bunuh diri. Tapi keluarga tidak percaya akan alasan itu.

"Mereka melakukan postmortem di Arab Saudi," katanya.

“Kami menduga mereka memukulnya sebelum membunuhnya. Kami melihat goresan di wajahnya, dia juga memiliki luka dalam di sekitar dadanya. Dia tertekan dengan sesuatu.”

Baca juga: Tertukar Jadi Miskin Saat Lahir, Wanita Kaya Arab Saudi Dapat Ganti Rugi Rp 7,6 Miliar

Awour mengatakan keluarganya tidak pernah menerima penjelasan untuk luka-luka itu.

"Bahkan orang yang melakukan postmortem di sini tidak menjelaskannya kepada kami. Saya masih dalam kegelapan (soal kematiannya)," katanya.

Keluarga menerima sertifikat kematian Alouch dan paspornya.

Setidaknya 100.000 orang Kenya bekerja di Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Sebagian besar sebagai pekerja rumah tangga atau melakukan pekerjaan kasar lainnya.

Amnesty International mengatakan para pekerja di Timur Tengah sering mengeluhkan kurangnya pembayaran untuk pekerjaan mereka, kerja paksa, penganiayaan fisik, pemerkosaan, dan kondisi kerja yang berbahaya.

Baca juga: POPULER GLOBAL: Arab Saudi Cabut Larangan Masuk bagi WNI | Bom Bunuh Diri Meledak di Luar Bandara Kabul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com