Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian Pertahanan Inggris Lagi-lagi Bocorkan Data Warga Afghanistan yang Membantunya

Kompas.com - 23/09/2021, 15:18 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Inggris kembali melakukan pelanggaran data kedua, yang berpotensi membahayakan keselamatan warga Afghanistan yang mungkin memenuhi syarat untuk pindah ke Inggris, menurut temuan BBC.

Lusinan orang secara keliru disalin ke email awal bulan ini, dengan alamat email mereka terlihat oleh semua penerima.

Baca juga: PBB Kucurkan Dana Darurat Rp 641 Miliar untuk Bantu Afghanistan

Ini adalah pelanggaran kedua yang terungkap. Investigasi sedang berlangsung.

Kementerian Pertahanan Inggris telah meminta maaf dan mengatakan dukungan ekstra sedang ditawarkan kepada mereka.

Dalam pelanggaran data terbaru yang terungkap, pejabat pertahanan mengirim email yang memiliki alamat email dan beberapa nama 55 orang yang dapat dilihat oleh semua orang yang menerima pesan tersebut.

Penerima, setidaknya satu diantaranya berasal dari Tentara Nasional Afghanistan.

Mereka diberitahu bahwa pejabat relokasi Inggris tidak dapat menghubungi mereka, dan meminta agar mereka memperbarui perincian data.

Baca juga: Kaum Syiah Afghanistan Siap Berperang Lawan Taliban

"Kami telah diberitahu tentang pelanggaran data yang terjadi awal bulan ini oleh tim Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan (Arap).” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris melansir BBC.

"Minggu ini, menteri pertahanan memulai penyelidikan terhadap penanganan data di dalam tim itu.

"Langkah-langkah sekarang telah diambil untuk memastikan ini tidak terjadi di masa depan."

Informasi ini dilaporkan hanya sehari setelah Menteri Pertahanan Inggris meminta maaf atas pelanggaran terpisah, yang melibatkan alamat email puluhan penerjemah Afghanistan yang bekerja untuk pasukan Inggris.

Berbicara di House of Commons pada Selasa (21/9/2021), Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan itu adalah "tingkat pelayanan yang tidak dapat diterima" yang telah mengecewakan ribuan anggota angkatan bersenjata dan veteran.

Lebih dari 250 orang yang mencari relokasi ke Inggris, banyak di antaranya bersembunyi, secara keliru datanya disalin ke dalam email.

Alamat email mereka dapat dilihat oleh semua penerima, yang menunjukkan nama orang dan beberapa gambar profil terkait.

Baca juga: Kisah Kontestan “Idol Afghanistan” yang Kabur dari Taliban Demi Bisa Tetap Bernyanyi

Wallace mengatakan penyelidikan diluncurkan dan satu pejabat sudah ditangguhkan atas kelalaian ini.

Sumber pertahanan Inggris mengatakan kepada BBC bahwa Wallace tidak tahu tentang pelanggaran kedua ini ketika dia berbicara di Commons pada Selasa (21/9/2021).

Mantan menteri pertahanan Konservatif Johnny Mercer, yang bertugas di Afghanistan, mengatakan dia khawatir akan ada lebih banyak lagi yang akan datang.

"Saya sudah khawatir sejak awal tentang bagaimana orang-orang ini diperlakukan, semuanya terburu-buru ke pintu ketika Kabul jatuh sehingga kesalahan ini tidak bisa dihindari," katanya.

"Saya pribadi berpikir kami telah mengeluarkan orang-orang yang tidak seharusnya, dan gagal mengeluarkan sebagian besar dari mereka yang seharusnya. Saya pikir kami baru mulai mempelajari skala (bahaya) dari apa yang telah terjadi di sini."

Pada Selasa (21/9/2021), menteri pertahanan bayangan Partai Buruh John Healey menyambut permintaan maaf Menteri Pertahanan Inggris. Tetapi kepada Commons dia mengatakan bahwa tindakan sekaranglah yang paling penting.

Baca juga: PM Pakistan: Melarang Gadis Afghanistan ke Sekolah Tidak Islami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com