Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kementerian Pertahanan Inggris Lagi-lagi Bocorkan Data Warga Afghanistan yang Membantunya

LONDON, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Inggris kembali melakukan pelanggaran data kedua, yang berpotensi membahayakan keselamatan warga Afghanistan yang mungkin memenuhi syarat untuk pindah ke Inggris, menurut temuan BBC.

Lusinan orang secara keliru disalin ke email awal bulan ini, dengan alamat email mereka terlihat oleh semua penerima.

Ini adalah pelanggaran kedua yang terungkap. Investigasi sedang berlangsung.

Kementerian Pertahanan Inggris telah meminta maaf dan mengatakan dukungan ekstra sedang ditawarkan kepada mereka.

Dalam pelanggaran data terbaru yang terungkap, pejabat pertahanan mengirim email yang memiliki alamat email dan beberapa nama 55 orang yang dapat dilihat oleh semua orang yang menerima pesan tersebut.

Penerima, setidaknya satu diantaranya berasal dari Tentara Nasional Afghanistan.

Mereka diberitahu bahwa pejabat relokasi Inggris tidak dapat menghubungi mereka, dan meminta agar mereka memperbarui perincian data.

"Kami telah diberitahu tentang pelanggaran data yang terjadi awal bulan ini oleh tim Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan (Arap).” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris melansir BBC.

"Minggu ini, menteri pertahanan memulai penyelidikan terhadap penanganan data di dalam tim itu.

"Langkah-langkah sekarang telah diambil untuk memastikan ini tidak terjadi di masa depan."

Informasi ini dilaporkan hanya sehari setelah Menteri Pertahanan Inggris meminta maaf atas pelanggaran terpisah, yang melibatkan alamat email puluhan penerjemah Afghanistan yang bekerja untuk pasukan Inggris.

Berbicara di House of Commons pada Selasa (21/9/2021), Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan itu adalah "tingkat pelayanan yang tidak dapat diterima" yang telah mengecewakan ribuan anggota angkatan bersenjata dan veteran.

Lebih dari 250 orang yang mencari relokasi ke Inggris, banyak di antaranya bersembunyi, secara keliru datanya disalin ke dalam email.

Alamat email mereka dapat dilihat oleh semua penerima, yang menunjukkan nama orang dan beberapa gambar profil terkait.

Wallace mengatakan penyelidikan diluncurkan dan satu pejabat sudah ditangguhkan atas kelalaian ini.

Sumber pertahanan Inggris mengatakan kepada BBC bahwa Wallace tidak tahu tentang pelanggaran kedua ini ketika dia berbicara di Commons pada Selasa (21/9/2021).

Mantan menteri pertahanan Konservatif Johnny Mercer, yang bertugas di Afghanistan, mengatakan dia khawatir akan ada lebih banyak lagi yang akan datang.

"Saya sudah khawatir sejak awal tentang bagaimana orang-orang ini diperlakukan, semuanya terburu-buru ke pintu ketika Kabul jatuh sehingga kesalahan ini tidak bisa dihindari," katanya.

"Saya pribadi berpikir kami telah mengeluarkan orang-orang yang tidak seharusnya, dan gagal mengeluarkan sebagian besar dari mereka yang seharusnya. Saya pikir kami baru mulai mempelajari skala (bahaya) dari apa yang telah terjadi di sini."

Pada Selasa (21/9/2021), menteri pertahanan bayangan Partai Buruh John Healey menyambut permintaan maaf Menteri Pertahanan Inggris. Tetapi kepada Commons dia mengatakan bahwa tindakan sekaranglah yang paling penting.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/23/151808770/kementerian-pertahanan-inggris-lagi-lagi-bocorkan-data-warga-afghanistan

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke