Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin ISIS di Afrika yang Dibunuh Perancis Kepalanya Dihargai Rp 71,2 Miliar

Kompas.com - 17/09/2021, 11:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Perancis mengumumkan berhasil membunuh pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang beroperasi di Afrika.

Adnan Abu Walid al-Sahrawi, pemimpin ISIS di Sahara Besar, kepalanya dihargai 5 juta dollar AS (Rp 71,2 miliar) karena membunuh pasukan khusus AS.

Kematiannya terjadi empat tahun setelah dia memerintahkan penyergapan di Niger, yang membunuh empat tentara AS dan melukai puluhan lainnya.

Baca juga: Pemimpin ISIS di Sahara Terbunuh dalam Operasi Militer Perancis

Pada Kamis pagi waktu setempat (16/9/2021), Presiden Perancis Emmanuel Macron mengonfirmasi al-Sahrawi, dikenal juga sebagai Lehbib Ould, tewas.

"Adnan Abu Walid al-Sahrawi, pemimpin grup teroris ISIS di Sahara Besar, telah dinetralkan pasukan Perancis," kata Macron di Twitter.

Macron memuji tewasnya al-Sahrawi merupakan kesuksesan mereka dalam menerapkan operasi melawan kelompok teroris di Sahel.

Menteri Pertahanan Florence Parly kepada radio RFI menerangkan, mereka membunuh al-Sahrawi melalui operasi militer Barkhane "beberapa pekan lalu".

Dilansir CNN, al-Sahrawi terbunuh ketika serangan udara "Negeri Anggur" menghantamnya saat menaiki sepeda motor.

Parly menjelaskan, serangan tersebut terjadi antara 17-22 Agustus. Dikutip AP, mereka butuh waktu untuk mengonfirmasi identitasnya sebelum membuat pernyataan.

Baca juga: ISIS Vs Taliban: Sejumlah Fakta dan Perbedaan Ideologi

Pada Oktober 2019, Kementerian Luar Negeri AS menawarkan hadiah 5 juta dollar bagi siapa pun yang bisa memberikan informasi mengenai al-Sahrawi.

Dia menjadi buruan negara Barat setelah pada Oktober 2017, dia melakukan penyergapan yang berujung pada tewasnya empat tentara AS.

Adnan al-Sahrawi yang merupakan kelahiran Maroko juga mengeklaim, dia memerintahkan pembunuhan enam pekerja kemanusiaan Perancis pada Agustus 2020.

Keenam pekerja kemanusiaan tersebut dan pemandu mereka dibunuh saat berkunjung ke Kouré Giraffe, Niger.

Baca juga: ISIS-K Vs Taliban: Kisah Awal Genderang Perang Musuh Bebuyutan

Dilansir Daily Mirror, al-Sahrawi memulai kiprahnya di pertempuran dengan bergabung bersama kelompok gerilya melawan pasukan Maroko di Sahara.

Dia lalu bergabung dengan sejumlah kelompok teroris, sebelum menggabungkan diri bersama ISIS enam tahun silam.

Teroris yang sudah menikah itu pada Februari 2018 sempat hampir dibunuh Perancis di Meneka, Mali, tetapi lolos.

Sumber dari intelijen mengungkapkan, dia kabur dengan cara berjalan kaki di malam hari bersama beberapa anak buahnya.

Baca juga: Takut Dibunuh ISIS-K, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Akhirnya Pergi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com