KOMPAS.com - ISIS-Khorasan atau ISIS-K, secara historis adalah pecahan dari milisi Taliban.
Mereka berbelok dan membentuk cabang regional Pakistan-Afghanistan dan berjanji setia kepada ISIS.
Namun, ISIS-K gagal menguasai wilayah mana pun di kawasan Pakistan-Afghanistan.
Baca juga: ISIS-K Vs Taliban: Kisah Awal Genderang Perang Musuh Bebuyutan
Dilansir AFP, mereka mengalami kerugian besar akibat operasi militer pimpinan Taliban dan AS, dibantu para sekutu Barat.
Sebenarnya, kedua kelompok itu pada dasarnya adalah militan aliran Islam Sunni garis keras.
Namun, keduanya berbeda dalam hal-hal kecil, seperti agama dan strategi. Keduanya mengklaim sebagai yang paling benar dalam menegakkan hukum agama.
Perselisihan inilah yang menyebabkan pertempuran berdarah antara kedua kelompok ini.
Baca juga: Takut Dibunuh ISIS-K, Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Akhirnya Pergi
Taliban muncul sebagai pemenang pada 2019, ketika ISIS-K gagal mengamankan wilayah seperti yang dilakukan kelompok induknya di Timur Tengah.
Sebagai tanda permusuhan antara dua kelompok militan ini, ISIS menyebut Taliban sebagai murtad.
ISIS sangat kritis terhadap kesepakatan antara Washington dan Taliban pada pada 2020, yang mengarah pada kesepakatan untuk menarik pasukan asing.
ISIS menuduh Taliban meninggalkan tujuan jihad.
Pengambilalihan Taliban atas Afghanistan, membuat sejumlah kelompok militan di seluruh dunia memberi selamat. Tetapi tidak dengan ISIS.
Baca juga: Kenapa ISIS-K Bermusuhan dengan Taliban? Ini Sebabnya...
Menurut SITE Intelligence Group, yang memantau komunikasi militan, disebutkan bahwa ada satu komentar ISIS yang diterbitkan setelah jatuhnya Kabul di tangan Taliban.
Mereka menuduh Taliban mengkhianati para militan pasca-kesepakatan penarikan AS dan bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya.
Ketika AS setuju menarik pasukannya dari Afghanistan, Taliban berjanji tidak akan membiarkan negara itu menjadi panggung serangan terhadap AS dan sekutunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.