Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Ibu Kota Provinsi Jatuh di Tangan Taliban, Presiden Afghanistan Salahkan AS Buru-buru Tarik Pasukan

Kompas.com - 03/08/2021, 12:20 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyalahkan AS karena buru-buru menarik pasukan, saat negaranya dilanda kekerasan meningkat oleh Taliban yang berusaha keras merebut sejumlah ibu kota provinsi.

Militan Taliban menyerang setidaknya 3 ibu kota provinsi semalaman, yaitu Lashkar Gah, Kandahar, dan Herat, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Senin (2/8/2021).

Sebelumnya, juga telah berlangsung pertempuran sengit pada akhir pekan yang mengakibatkan ribuan warga sipil melarikan diri dari gerilyawan Taliban.

Baca juga: Taliban Serang Bandara Kandahar di Afghanistan dengan Roket

Pada Senin (2/8/2021), Ghani mengatakan kepada parlemen bahwa proses perdamaian "dari asing dan tergesa-gesa", "tidak hanya gagal membawa perdamaian, tetapi menciptakan keraguan dan ambiguitas" antara orang Afghanistan.

Ghani mengatakan bahwa pemerintahannya sekarang akan fokus melindungi ibu kota provinsi dan wilayah kota-kota penting, dalam menghadapi kemajuan cepat Taliban untuk menguasai wilayah.

"Taliban tidak percaya ada perdamaian abadi dan adil," ujar Ghani.

Pertempuran berkecamuk di Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand, di mana Taliban meluncurkan serangan terkoordinasi di pusat kota dan penjaranya, setelah pemerintah Afghanistan mengumumkan pengerahan ratusan pasaukan komando ke area itu.

Beberapa jam setelah pernyataan presiden, para militan Taliban menguasai gedung radio dan TV pemerintah provinsi, menggantikan siaran normal dengan lagu-lagu religi.

Baca juga: Xi Jinping Desak China Persiapkan Militer di Tengah Kekhawatiran Keamanan Afghanistan

Bangunan itu terletak hanya 400 meter di sebelah utara kantor gubernur provinsi, yang masih di bawah kendali pemerintah, bersama dengan beberapa instalasi pemerintah lainnya.

Pertempuran telah meningkat di Afghanistan sejak awal Mei, dengan pemberontak Taliban memanfaatkan tahap akhir penarikan pasukan asing yang dipimpin AS setelah hampir 20 tahun beroperasi di sana.

Seorang warga, Hawa Malalai, memperingatkan krisis yang berkembang di Lashkar Gah.

“Ada pertempuran, pemadaman listrik, orang sakit di rumah sakit, jaringan telekomunikasi mati. Tidak ada obat-obatan dan apotek tutup,” ungkap Malalai, seperti yang dikutip Kompas.com dari The Guardian.

Selama bertahun-tahun provinsi Helmand adalah pusat dari kampanye militer AS dan Inggris di Afghanistan, yang sekarang jatuh dalam kondisi ketidakstabilan.

Baca juga: Tentara Afghanistan Pukul Mundur Milisi Taliban di 3 Kota Besar

Provinsi itu merupakan tempat pertempuran paling sengit antara pasukan asing dan Taliban selama bertahun-tahun, ketika puluhan ribu tentara dikerahkan untuk mendukung mantan presiden AS Barack Obama.

Ladang-ladang opium yang luas di sejumlah provinsi menyediakan opium dalam jumlah besar untuk perdagangan heroin internasional, menjadikannya sumber pajak dan uang tunai yang menguntungkan untuk Taliban.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com